Page 59 - Peran dr. Mohammad Saleh dalam Memperjuangkan Kemerdekaan di Probolinggo
P. 59
Modul Sejarah Kelas XI KD 3.6
Mohammad Saleh sempat mendirikan partai bernama INDONESIA RAYA
(PARINDRA).
Museum ini merupakan rumah dr. Mohamad Saleh. Di rumah ini, konon
pemuda dari berbagai suku sering berkumpul. Mereka berdiskusi bersama dr.
Saleh, yang merupakan salah satu pendiri Boedi Oetomo. Karenanya, rumah ini
disebut sebagai Rumah Bhinneka Tunggalika. Tepat di depan rumah ini, ada
ornamen patung dr. Mohamad Saleh, yang dibangun dua tahun lalu. Kemudian di
utaranya, ada beberapa warung nasi yang masih dalam satu area. Saat saya
berkunjung sekitar pukul 10.30 WIB, warung-warung ini terlihat ramai.
Kebanyakan adalah pelajar. Diketahui, dr. Mohamad Saleh merupakan salah satu
pendiri Boedi Oetomo saat berusia 20 tahun, bersama dr. Soetomo dan beberapa
mahasiswa STOVIA lainnya.
Selama berada di Probolinggo, dr. Mohamad Saleh sering mengumpulkan
pemuda dari berbagai suku di rumahnya, yang kini dijadikan museum. Karena itu,
tak heran bila rumah tersebut dijuluki sebagai Rumah Bhinneka Tunggal Ika. dr.
Moh Saleh punya 11 anak. Delapan laki-laki dan tiga perempuan. Anak ketiganya,
yakni Abdulrachman Saleh, dijadikan sebagai nama bandar udara (bandara) di
Malang dan telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Anak laki-laki lainnya,
yakni Abdul Azis Saleh, disebut pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman di
masa pemerintahan Presiden Soekarno (Orde Lama) dan Presiden Soeharto (Orde
Baru). Perintis Museum dr. Mohamad Saleh, Ade S. Permana menyebutkan,
pahlawan tanpa tanda jasa ini juga merupakan pendiri Palang Merah Indonesia.
Juga pernah mendirikan Parindra.
Selama di Probolinggo, dokter Mohamad Saleh menetap di sebuah rumah di
jalan Laoet nomor 1. Dirumah ini juga beliau mempersatukan pemuda dan pemudi
berbagai suku di Indonesia yang tinggal di Probolinggo, sebagian merupakan
59
@2021, Universitas Jember, Pendidikan Sejarah