Page 29 - ACTIVE EDISI MARET 2019
P. 29
KORPORASI
OPTIMALISASI TATA KELOLA PERUSAHAAN,
Pupuk Kaltim Integrasi GCG Melalui Governance Risk Compliance
erbagai langkah konkrit untuk mencapai seluruh peraturan yang berlaku. “Untuk itu para
kinerja unggul dalam tata kelola perusahaan, karyawan yang ikut kegiatan ini dapat fokus dan aktif,
terus dilaksanakan Pupuk Kaltim melalui sehingga membawa manfaat terhadap penerapan GCG
Bpenerapan Good Corporate Governance di Pupuk Kaltim,” ujar Nur Sahid, saat acara pembukaan
(GCG), Manajemen Risiko dan Kepatuhan berdasarkan di Ruang Rajawali Kantor Pusat Pupuk Kaltim pada 20
aturan yang berlaku. Acuan tersebut didasari Peraturan Maret 2019.
Kementerian BUMN tentang penerapan tata kelola
perusahaan yang baik kepada seluruh anak perusahaan Narasumber SPRINT Consultant Muhib Rahmat,
Pupuk Indonesia. Guna memaksimalkan penerapannya, mengungkapkan GRC pertama kali dikenalkan salah
Pupuk Kaltim juga mulai mengintegrasikan penerapan satu auditor Internasional pada 2004, yang kemudian
GCG, manajemen risiko dan kepatuhan melalui diadopsi berbagai negara dan terus berkembang hingga
Governance Risk Compliance (GRC), sebagai suatu kini. Di Indonesia, konsep GRC banyak digunakan
pendekatan organisasi pada tiga bidang tersebut perusahaan dengan kategori high regulated industry,
agar berjalan selaras tanpa tumpang tindih, sekaligus seperti perbankan dan lembaga keuangan lainnya. “Tapi
mencegah konflik maupun sekat antara ketiganya. beberapa waktu belakangan, konsep GRC juga mulai
diminati industri di luar perbankan, seperti manufacture,
Upaya tersebut diawali pendampingan dan seminar automotif dan sebagainya,” kata Muhib Rahmat.
sehari bersama SPRINT Consultant Jakarta, guna
memberikan pemahaman para karyawan terkait Fungsi GRC menekankan inovasi dalam penerapan
implementasi GRC dalam pelaksanaan GCG, GCG dan manajemen risiko Perusahaan sebagai suatu
manajemen risiko dan kepatuhan di lingkungan kerja peluang strategis. Bukan sekedar menekan biaya
Perusahaan. Menurut GM Umum Pupuk Kaltim Nur dan meningkatkan efektivitas pengendalian, namun
Sahid, tiga bidang pada GRC memiliki fokus masing- lebih kepada upaya dalam mewujudkan operational
masing yang patut dipahami bersama, agar tata excellence. Secara spesifik, Perusahaan dapat berupaya
kelola perusahaan dapat berjalan lebih maksimal, mengintegrasikan strategi, goals and objectives
diantaranya GCG, fokus pada pengarahan dan korporat dengan fungsi GRC, serta menanamkannya
pengendalian eksekutif senior terhadap Perusahaan, dalam bisnis utama yang selaras dengan visi dan misi
diikuti manajemen risiko yang fokus kepada identifikasi Perusahaan. “Maka dengan integrasi GRC, penerapan
analisis dan tanggapan risiko yang mempengaruhi GCG, manajemen risiko dan kepatuhan, akan mampu
capaian serta sasaran perusahaan, serta kepatuhan memberikan nilai tambah secara optimal bagi bisnis
yang berfokus pada pemenuhan persyaratan dari Perusahaan,” terang Muhib. (*/vo/nav)
Active Pupuk Kaltim Edisi 31 Maret 2019 29