Page 13 - materi XII
P. 13
unsur di lingkungan. Dengan demikian, keadilan ekologis justru mengangkat derajat
manusia yang memang diberikan tugas istimewa oleh Tuhan untuk bertambah banyak,
memenuhi bumi dan menaklukkannya, dan menguasai binatang (Kejadian 1: 28). Perintah
ini tentu harus dijalankan dengan bijak. Misalnya, bila perintah “beranak cuculah dan
bertambah banyak” dianggap sebagai perintah untuk memiliki anak sebanyakbanyaknya,
ternyata tidaklah tepat pada masa kini. Dunia dengan isinya memiliki keterbatasan.
Jumlah manusia yang banyak menyebabkan makanan yang tersedia menjadi terbatas.
Pemerintah Tiongkok pernah mengeluarkan peraturan bahwa setiap keluarga hanya boleh
memiliki satu anak. Peraturan ini dibuat untuk membatasi jumlah penduduk yang terus
meningkat, padahal sumber daya alam tidak memadai. Dampak dari peraturan ini adalah,
banyak bayi-bayi perempuan yang dibunuh. Mengapa? Karena budaya Tionghoa
menganut sistem patriarkat, artinya garis keturunan dilanjutkan oleh anak pria. Bila
keluarga hanya mempunyai satu anak dan anak itu adalah perempuan, tentu tidak dapat
meneruskan keturunan ayahnya.
Perspektif Kristiani melihat bumi sebagai sesuatu yang dikuduskan, dan manusia
barulah berharga bila memberikan perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan mereka yang
termarjinalkan dan miskin. Perspektif ilmiah memperhitungkan bahwa bumi dan sumber
dayanya adalah terbatas. Terdapat saling ketergantungan dan keterhubungan antara sistem
yang satu dengan yang lain, dan karena itu, manusia harus melakukan kegiatannya
dengan bijaksana dan hati-hati. Perspektif historis melihat bahwa selama ini, yang lebih
beruntung menikmati sistem ekonomi, sosial dan politik adalah mereka yang tinggal di
belahan utara. Akan tetapi, dampak dari berkurangnya keberagaman ekologis dan
sumber-sumber daya alam, polusi yang ditemukan pada laut, tanah, dan udara, serta
rusaknya ekosistem, punahnya sejumlah spesies dan perubahan iklim ternyata dialami
oleh mereka yang juga tinggal di belahan selatan walaupun mereka tidak seberuntung
yang tinggal di belahan utara dalam menikmati keuntungan dari sistem ekonomi, sosial,
dan politik. Memperhatikan keadilan bagi semua insan ternyata memerlukan pemahaman
tentang bagaimana memelihara bumi agar tetap menjadi tempat tinggal yang memadai
bagi sekian generasi ke depan.
Dampak dari perubahan iklim ternyata dahsyat, yaitu antara lain hasil pertanian
menurun, siklus iklim yang tidak normal yang dipicu oleh meningkatnya permintaan
energi dan meningkatnya produksi emisi sedangkan hujan berkurang, berkurangnya
sumber air bersih, bencana alam karena perubahan suhu yang ekstrim. Siapkah kita ketika
dampak perubahan iklim ini muncul dan membuat kehidupan kita terganggu? Pihak yang
acap kali menjadi korban dari perubahan iklim adalah wanita dan anak-anak yang
memang digolongkan sebagai pihak yang lebih lemah. Disinilah tanggung jawab manusia
sebagai mahluk mulia dituntut agar dapat menggunakan kepintarannya secara bijak untuk
kesejahteraan semua manusia, bukan hanya sekelompok saja.
B. Mewujudkan Keadilan Bagi Semua Insan
Dobson mengaitkan antara keadilan sosial dengan keadilan ekologis. Keadilan
ekologis dapat ditegakkan bila para pemimpin dan penegak hukum mempraktikkan

