Page 86 - modul Pembelajaran Studi AGama kontemporer
P. 86
pendidikan, dan boleh menggunakan hak pilih dalam politik yaitu kira-
kira sekitar tahun 1830-1840, Islam jauh sudah lebih dulu
membebaskan kaum perempuan dari perbudakan, memberi kesempatan
bekerja, melegalkan hak kepemilikan harta, hak waris, ikut serta dalam
pendidikan, dan berhak atas aktifitas politik dan dakwah.
Anggapan bahwa perempuan hanya mengurusi rumah tangga
ternyata sudah didobrak oleh Islam sejak permulaannya, terbukti isteri
Rasulullah SAW. Khadijah binti Khuwailid ra. yang merupakan
saudagar kaya di jazirah arab, yang bahkan Nabi sendiri pernah bekerja
padanya. Dalam bidang pendidikan sudah tidak terhitung banyaknya
tokohtokoh intelektual muslim yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu
pengetahuan. Dalam bidang politik, Al- Qur’an sebagai pedoman
utama Islam sudah lebih dulu mengakui hak politik perempuan
dibanding bangsa barat, seperti yang diuraikan di surat Al Mumtahanah
85
ayat 12 tentang masalah bai’at para perempuan kepada Nab SAW.
2. Gender dalam Perspektif Islam
Allah menciptakan bentuk fisik dan tabiat wanita berbeda dengan
pria. Kaum pria di berikan kelebihan oleh Allah subhanahu wata’ala
baik fisik maupun mental atas kaum wanita sehingga pantas kaum pria
sebagai pemimpin atas kaum wanita terdapat di dalam Al-Quran pada
surat An Nisa‟: 35. Sehingga secara asal nafkah bagi keluarga itu
tanggug jawab kaum laki. Asy syaikh Ibnu Baaz berkata: “Islam
menetapkan masing-masing dari suami istri memiliki kewajiban yang
khusus agar keduanya menjalankan perannya, hingga sempurnalah
bangunan masyarakat di dalam dan di luar rumah. Suami berkewajiban
mencari nafkah dan penghasilan sedangkan istri berkewajiban
mendidik anak-anaknya, memberikan kasih sayang, menyusui dan
mengasuh mereka serta tugas-tugas lain yang sesuai baginya, mengajar
anak-anak perempuan, mengurusi sekolah mereka, dan mengobati
85 Zulfahani Hasyim, 2012, Perempuan Dan Feminisme Dalam Perspektif Islam, MUWAZAH Vol. 4
(1) hal. 79-81
82