Page 18 - SURAT AL FATIHAH DAN TAFSIRNYA
P. 18
dibawanya, diberi oleh Allah sifat-sifat tertentu agar sesuai dengan segala masa dan
keadaan.
b. Hidayah yang dimohonkan kepada Tuhan
Allah telah menganugerahkan agama Islam sebagai hidayah dan senjata hidup yang
penghabisan, atau jalan kepada kebahagiaan yang terakhir, tetapi adakah semua
orang, pandai mempergunakan senjata itu, dan adakah semua hamba Allah sukses
dalam menempuh jalan yang telah dibentangkan oleh Tuhan?
Banyak manusia salah menerapkan agama, tidak beribadah (menyembah Allah) sesuai
dengan yang diridai oleh yang disembah, tidak melaksanakan syariat sesuai dengan
yang dimaksud oleh pembuat syariat itu. Karena itu Allah mengajarkan kepada
manusia cara memohon kepada-Nya agar diberi-Nya ma'unah, dibimbing dan dijaga
selama-lamanya, serta diberi-Nya taufik agar dapat memanfaatkan semua macam
hidayah yang telah dianugerahkan itu menurut semestinya. Naluri-naluri agar dapat
disalurkan ke arah yang baik, pancaindra agar betul, akal agar sesuai dengan yang
benar, tuntunan-tuntunan agama agar dapat dilaksanakan menurut yang
dimaksudkan oleh yang menurunkan agama itu, tanpa ada cacat, janggal dan salah.
Tegasnya, manusia yang telah diberi Allah bermacam-macam hidayah yang
disebutkan di atas (naluri, pancaindra, akal dan agama) belumlah cukup, tetapi dia
masih membutuhkan ma'unah dan bimbingan dari Allah (yaitu taufik-Nya). ) Maka
ma'unah dan bimbingan itulah yang kita mohonkan, dan kepada Allah sajalah kita
hadapkan permohonan itu. Dengan perkataan lain, Allah telah memberi manusia
hidayah-hidayah tersebut, seakan-akan Dia telah membentangkan jalan raya yang
akan menyampaikan manusia kepada kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.
Kemudian yang dimohonkan kepada-Nya lagi, ialah "agar membimbing kita dalam
melalui jalan yang telah terbentang itu."
Dengan ringkas hidayah dalam ayat ihdinas-siratal-mustaqim ini berarti "taufik"
(bimbingan), dan taufik itulah yang dimohonkan di sini kepada Allah. Taufik ini
dimohonkan kepada Allah sesudah kita berusaha dengan sepenuh tenaga, pikiran dan
ikhtiar, karena berusaha dengan sepenuh tenaga adalah kewajiban kita, tetapi
keberhasilan suatu usaha adalah termasuk kekuasaan Allah. Dengan ini terlihat
pertalian ayat ini dengan ayat yang sebelumnya. Pada ayat yang sebelumnya Allah
mengajari hamba-Nya agar menyembah dan memohon pertolongan kepada-Nya,
sedangkan pada ayat ini Allah menerangkan apa yang akan dimohonkan, dan
bagaimana memohonkannya. Maka tidak ada pertentangan antara kedua firman Allah
tersebut dan firman Allah yang ditujukan kepada Nabi:
¦ Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.
(asy-Syura/42: 52).
Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang
engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan
Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (al-Qasas/28: 56).
Sebab yang dimaksud dengan hidayah pada ayat pertama ialah menunjukkan jalan
yang harus ditempuh, dan ini memang tugas nabi. Yang dimaksud dengan hidayah
pada ayat kedua ialah membimbing manusia dalam menempuh jalan itu dan
DINIYAH TAKMILIYAH AL MUJAHIDIN
Jl. Rancameong RT 02 RW 05 Kel. Babakan Penghulu Kec. Cinambo Kota Bandung.