Page 13 - SURAT AL FATIHAH DAN TAFSIRNYA
P. 13
agama. Oleh karena itu, seseorang hendaknya menuturkan bahwa hanya kepada Allah
sajalah kita beribadah, diikuti lagi dengan pernyataan bahwa kepada-Nya saja minta
pertolongan, terutama pertolongan agar amal ibadah terlaksana sebagaimana
mestinya. Ayat di atas, sebagaimana telah disebutkan, mengandung tauhid, karena
beribadah semata-mata kepada Allah dan meminta ma'unah khusus kepada-Nya,
adalah intisari agama, dan kesempurnaan tauhid.
ح
َ َ ح ُ َ َ ح َ
َٰ
٦ ميِقتسملٱ طر ِ صلٱ انِد هٱ
6. Ihdi: pimpinlah, tunjukilah, berilah hidayah. Arti "hidayah" ialah menunjukkan
suatu jalan atau cara menyampaikan orang kepada orang yang ditujunya, dengan baik.
Macam-macam Hidayah (Petunjuk)
Allah telah memberi manusia bermacam-macam hidayah, seperti yang juga dibahas
dalam Tafsir Al-Fatihah oleh Muhammad Abduh.
1. Hidayah Naluri (Garizah)
Manusia begitu juga binatang-binatang, dilengkapi oleh Allah dengan bermacam-
macam sifat, yang timbulnya bukan dari pelajaran, bukan pula dari pengalaman,
melainkan telah dibawanya dari kandungan ibunya. Sifat-sifat ini namanya "naluri",
dalam bahasa Arab disebut garizah. Umpamanya, naluri "ingin memelihara diri"
(mempertahankan hidup). Seorang bayi bila merasa lapar dia menangis. Sesudah
terasa di bibirnya puting susu ibunya, dihisapnya sampai hilang laparnya. Perbuatan
ini dikerjakannya tanpa seorang pun yang mengajarkan kepadanya, bukan pula timbul
dari pengalamannya, hanya semata-mata ilham dan petunjuk dari Allah kepadanya,
untuk mempertahankan hidupnya.
Contoh lain adalah lebah membuat sarangnya, laba-laba membuat jaringnya, semut
membuat lubangnya dan menimbun makanan dalam lubang itu. Semua itu dikerjakan
oleh binatang-binatang itu untuk mempertahankan hidupnya dan memelihara dirinya,
dengan dorongan nalurinya semata-mata. Banyak lagi naluri yang lain, umpamanya
rasa "ingin tahu", "ingin mempunyai", "ingin berlomba-lomba", "ingin bermain",
"ingin meniru", "takut", dan lain-lain.
Sifat-sifat Naluri
Naluri (garizah), sebagaimana disebutkan, terdapat pada manusia dan binatang.
Perbedaannya ialah naluri manusia bisa menerima pendidikan dan perbaikan, tetapi
naluri binatang tidak. Sebab itulah manusia bisa maju, sedangkan binatang tidak, ia
tetap seperti sediakala.
Naluri-naluri itu adalah dasar bagi kebaikan, dan juga dasar bagi kejahatan.
Umpamanya, naluri "ingin memelihara diri", orang berusaha, berniaga, bertani,
artinya mencari nafkah secara halal. Sebaliknya karena naluri "ingin memelihara diri"
itu pula orang mencuri, menipu, merampok dan lain-lain. Karena naluri "ingin tahu"
orang belajar, sehingga memiliki pengetahuan yang banyak dan pendidikan yang
tinggi. Sebaliknya karena naluri "ingin tahu" itu pula orang suka mencari-cari 'aib dan
rahasia sesamanya, yang mengakibatkan permusuhan dan persengketaan.
Demikianlah seterusnya dengan naluri-naluri yang lain.
DINIYAH TAKMILIYAH AL MUJAHIDIN
Jl. Rancameong RT 02 RW 05 Kel. Babakan Penghulu Kec. Cinambo Kota Bandung.