Page 10 - SURAT AL FATIHAH DAN TAFSIRNYA
P. 10

mati, maka lahir anak, bila suatu bangsa punah, maka datang bangsa lain. Mereka
                       tidak percaya, bahwa sesudah mati manusia masih akan hidup kembali (Hud/11: 7; al-
                       Isra'/17: 49) dan banyak lagi ayat senada yang menggambarkan pendirian demikian.
                       Di dalam sejarah pemikiran tercatat bahwa sejak dahulu kala banyak anggapan yang
                       demikian itu.

                                                                                     َ
                                                                              ُ   َ ح َ ه      ُ ُ ح َ َ ه
                                                                         ٥   ينِعتسن كايوَإِ دبعن كايإ
                                                                                                         ِ

                       5.  Di dalam ayat-ayat sebelumnya disebutkan empat macam dari sifat-sifat Allah,
                       yaitu: Pendidik seluruh alam, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Yang menguasai
                       hari pembalasan. Sifat-sifat yang disebutkan itu adalah sifat-sifat kesempurnaan yang
                       hanya  Allah  saja  yang  mempunyainya.  Sebab  itu  pada  ayat  ini  Allah  mengajarkan
                       kepada hamba-Nya bahwa Allah sajalah yang patut disembah, dan kepada-Nya sajalah
                       seharusnya  manusia  memohon  pertolongan,  dan  bahwa  hamba-Nya  haruslah
                       mengikrarkan yang demikian itu.
                       Iyyaka  (hanya  kepada  Engkau).  Iyyaka  adalah  dhamir  untuk  orang  kedua  dalam
                       kedudukan mansub karena menjadi maf'ul bih (obyek). Dalam tata bahasa Arab maf'ul
                       bih  harus  sesudah  fi'il  dan  fa'il.  Jika  mendahulukan  yang  seharusnya  diucapkan
                       kemudian dalam Balagah menunjukkan qasr, yaitu pembatasan yang bisa diartikan
                       "hanya". Jadi arti ayat ini "Hanya kepada Engkau saja kami menyembah, dan hanya
                       kepada Engkau saja kami mohon pertolongan".
                       Iyyaka dalam ayat ini diulang dua kali, gunanya untuk menegaskan bahwa ibadah dan
                       isti'anah (meminta pertolongan) itu masing-masing khusus dihadapkan kepada Allah
                       serta untuk dapat mencapai kelezatan munajat (berbicara) dengan Allah. Karena bagi
                       seorang hamba Allah yang menyembah dengan segenap jiwa dan raganya tak ada
                       yang lebih nikmat dan lezat perasaannya daripada bermunajat dengan Allah.
                       Baik  juga  diketahui  bahwa  dengan  memakai  iyyaka  itu  berarti  menghadapkan
                       pembicaraan kepada Allah, dengan maksud mengingat Allah swt, seakan-akan kita
                       berada di hadapan-Nya, dan kepada-Nya diarahkan pembicaraan dengan khusyuk dan
                       tawaduk. Seakan-akan kita berkata:
                       "Ya Allah, dzat yang wajibul wujud, Yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan,
                       Yang menjaga dan memelihara seluruh alam, Yang melimpahkan rahmat dan karunia-
                       Nya dengan berlipat ganda, Yang berkuasa di hari pembalasan, Engkau sajalah yang
                       kami  sembah,  dan  kepada  Engkau  sajalah  kami  minta  pertolongan,  karena  hanya
                       Engkau yang berhak disembah, dan hanya Engkau yang dapat menolong kami".

                       Dengan cara seperti itu orang akan lebih khusyuk dalam menyembah Allah dan lebih
                       tergambar kepadanya kebesaran yang disembahnya itu. Inilah yang dimaksud oleh
                       Rasulullah dengan sabdanya:
                       "Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya (Riwayat al-Bukhari dan
                       Muslim dari 'Umar bin al-Khatthab).

                       Karena surah al-Fatihah mengandung ayat munajat (berbicara) dengan Allah menurut
                       cara yang telah diterangkan maka hal itu merupakan rahasia diwajibkan membacanya
                       pada  tiap-tiap  rakaat  dalam  salat,  karena  jiwanya  ialah  munajat,  dengan
                       menghadapkan diri dan memusatkan ingatan kepada Allah.
                                   DINIYAH TAKMILIYAH AL MUJAHIDIN
                          Jl. Rancameong RT 02 RW 05 Kel. Babakan Penghulu Kec. Cinambo Kota Bandung.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15