Page 13 - PC MARET 2021
P. 13

Cernak



                                 *                     bangkit lagi.
               Begitulah yang terjadi. Setiap hari, ada-    Para guru dan siswa tersadar dari alam
         ada saja kelakuan Joni dan kawan-kawan.       mimpi  ketika  Suryana  memanggil-manggil
               “Kenapa kamu tidak ikut istirahat, hah?”   Sugeng, teman karibnya, untuk mengambilkan
         bentak Joni sambil menendang kaki Suryana,    tali  di  gudang.  Dibantu  Sugeng,  Suryana
         “Takut, ya?”                                  mengikat orang tersebut.
               Gofar, dan puluhan anak lain juga telah      Para  guru  datang  berlarian.  Pak  Ujang
         bersiap merundung Suryana bergantian. Tapi    menelepon polisi. Tak lama rombongan polisi
         baru  saja  mereka  akan  berebutan  berbuat   datang dengan mobil patroli. Polisi itu segera
         kasar,  dari  luar  terdengar  jeritan-jeritan   menaikkan orang itu ke mobil patroli.
         histeris.                                                            *
               Di tengah-tengah kepanikan itu, dengan       Keesokan  harinya  setelah  kejadian
         sangat  mendadak  Suryana  menyibak  anak-    menghebohkan itu, sekelompok siswa tampak
         anak yang tengah merubungnya. Beberapa di     merubung  seorang  anak.  Joni  dan  kawan-
         antara mereka terpental.                      kawan merubung Suryana.
               “He,  paman,  lawan  aku!”  tantang          “Suryana, maafkan kami. Selama ini kami
         Suryana kepada orang yang tengah memukul-     selalu  mengejekmu.  Kami  tidak  tahu  kalau
         mukul  tiang  bendera  dengan  pentungan.     kamu …” Joni tak meneruskan kalimatnya.
         Sepertinya orang itu memiliki gangguan jiwa.       Marahkah  Suryana?  Tidak.  Ia  justru
               Seketika, orang itu menyeringai. Tanpa   menjawab  dengan  kata-kata  sejuk.  “Kalian
         berselang, orang itu memburu Suryana.         tidak  perlu  minta  maaf  kepadaku.  Minta
               Sejurus  kemudian  terhidanglah         maaflah  kepada  Tuhan.  Sebab  kalian  telah
         pemandangan  tidak  masuk  akal.  Suryana     menyia-nyiakan sesama makhluk ciptaan-Nya.
         tampak bergerak lincah meloncat-loncat bagai   Mulai saat ini, marilah kita berkawan dengan
         anak kijang. Bagi Suryana, serangan membabi   baik.  Hargailah  kelebihan  teman.  Sebaliknya
         buta sangat menguntungkan.                    maklumi dan hormati kekurangannya.”
               Merasa  serangannya  tak  pernah             Bersamaan dengan itu bel tanda masuk
         mengenai sasaran, orang tersebut bertambah    berbunyi. Tapi Joni dan kawan-kawan masih
         marah.  Tubuhnya  menyeruduk  ke  sana  ke    berdiri  mematung.  Mereka  saling  pandang.
         mari.  Napasnya  ngos-ngosan.  Sekujur        Hati  mereka  bergidik.  Jika  saja  Suryana
         tubuhnya basah bersimbah keringat. Orang itu   memperlakukan  seperti  saat  menghadapi
         mulai kehabisan tenaga.                       orang  yang  mengamuk,  pasti  sudah  hancur
               Suryana berketatapan, amukan orang itu   lebur tubuh mereka.
         harus segera diakhiri. Dengan lentingan kilat,     Mereka  tak  menyangka,  seorang  anak
         kakinya  menendang  tangan  orang  tadi.      pincang  ternyata  mampu  tampil  sebagai
         Pentungan  terlempar.  Sedetik  kemudian,     pahlawan.
         tangan  Suryana  menebas  bagai  pedang
         mengarah  tengkuk,  membuat  orang  itu                                 Turiyo Ragilputra
         terhuyung.  Selanjutnya  serangan  Suryana                     Guru SD Negeri Benerkulon,
         susul-menyusul  ke  kedua  paha,  lengan,  dan                  Kec. Ambal, Kab. Kebumen.
         perut.  Orang  itu  terjerembab  tanpa  bisa


                                                                                              13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18