Page 214 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 214

Ringkasan

              Puluhan ribu  buruh  dari sejumlah serikat kerja di berbagai daerah, termasuk Jawa Barat akan
              melakukan  aksi unjuk rasa  dan  mogok nasional  mulai tanggal 5-8 Oktober mendatang. Ketua
              Umum  Pimpinan  Pusat  Federasi  Serikat  Pekerja  Tekstil,  Sandang,  dan  Kulit  Serikat  Pekerja
              Seluruh Indonesia (PP FSP TSK SPSI) Provinsi Jawa Barat yang juga Presidium Aliansi Gerakan
              Kesejahteraan  Nasional  (Gekanas),  Roy  Jinto,  mengatakan,  aksi  tersebut,  sebagai  bentuk
              penolakan menyusul akan disahkannya Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta
              Kerja Klaster Ketenagakerjaan yang merupakan hasil pembahasan antara Panitia Kerja (Panja)
              dan pemerintah pada Kamis (8/10/2020) mendatang.



              DEMO BURUH DIMULAI HARUS PATUHI PROKES COVID-19

              BANDUNG, (PR) --- Buruh dan pekerja di Jawa Barat kecewa dengan sikap mayoritas DPR RI
              yang  sepakat dengan  pengesahan  Omnibus  Law  RUU  Cipta  Kerja. Mereka  sama  sekali  tidak
              menunjukkan keberpihakan pada kaum pekerja. Atas kekecewaan tersebut, buruh menyatakan
              akan melakukan aksi nasional penolakan dengan cara melakukan demontrasi.

              "Kaum buruh kecewa dan marah kepada DPR RI karena DPR RI tidak mencerminkan sebagai
              wakil rakyat dimana rakyat khususnya kaum buruh jelas menolak omnibus law RUU Cipta Kerja
              khususnya klaster ketenagakerjaan," ujar Roy Jinto Ferianto Ketua Umum Pimpinan Pusat FSP
              TSK SPSI/Presedium Aliansi Gekanas, Senin (5/10/2020).

              Dikatakan Roy, pembahasan terus dilakukan DPR baik pada hari libur sampai tengah malam. Hal
              tersebut mengindikasikan bahwa RUU Cipta Kerja ini sedang kejar tayang sehingga pembahasan
              terus dilakukan di

              tengah pandemi Covid-19.

              "Dalam  situasi  pandemi  seperti  ini  kami  menilai  omnibus  law  RUU  Cipta  Kerja  tidak  akan
              menjawab  persoalan  ekonomi  maupun  investasi  karena  dengan  terus  meningkatnya  angka
              positif Covid-19 di Indonesia investor pun tidak akan masuk ke Indonesia, justru seharusnya
              pemerintah dan DPR RI fokus pada penanganan Covid-19. Faktanya justru sebaliknya malah
              kebut pembahasan dan pengesahan omnibus law RUU Cipta Kerja," ujar dia.

              Menurut Roy, pada 6 sampai 8 Oktober 2020 kaum buruh akan melakukan aksi nasional untuk
              menolak omnibus law RUU Cipta Kerja. Aksi ini upaya terakhir kaum buruh untuk menjegal agar
              Omnibus law RUU Cipta Kerja ini tidak disahkan.

              Aksi kaum buruh dilaksanakan secara konstitusional sesuai dengan UUD 1945, UU 9/1998 dan
              pasal 4 UU 21/2000, dengan tetap melaksanakan protokol Covid-19 dengan memakai masker,
              bawa handsanitizer, jaga jarak, dan lainnya serta

              akan berjalan secara tertib dan damai.

              Dari Cimahi, buruh Kota Cimahi dari berbagai serikat buruh/serikat Pekerja (SB/SP) bakal gelar
              aksi unjuk rasa dan mogok nasional pada 6-8 Oktober 2020. Buruh meminta RUU Cipta Kerja
              tak diresmikan karena menindas hak-hak buruh.

              "Seluruh anggota SB/SP di kota Cimahi, yakni SBSI 92, SPSI, SPN, SPMI dan KASBI, berikut
              masyarakat buruh yang tidak berserikat akan melakukan aksi unjuk rasa dan mogok nasional,"
              ujar Ketua DPC Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 92 Kota Cimahi, Asep Jamaludin, Senin
              (5/10/2020).

              Imbauan
                                                           213
   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219