Page 309 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 309

JANJI PERLINDUNGAN BURUH PHK DI UU CIPTA KERJA

              Pemerintah  menjadikan  pengesahan  Rancangan  Undang-Undang  (RUU)  Cipta  Kerja  menjadi
              Undang-Undang akan membawa manfaat bagi buruh. RUU ini akan memberikan perlindungan
              bagi buruh saat Pemutusan hubungan Kerja (PHK).

              Menteri Koordinat or Bidang Perekonomian Airlangga  Gitu  bilang, Pandemi Covid-19 seperti
              sekarang,  buruh  membutuhkan  skema  perlindungan  baru.  "Skema  perlindungan  ini  adalah
              program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang memberikan manfaat yaitu cash benefit atau
              uang tunai, dan pelatihan untuk upgrading maupun reskilling, akses informasi pasar tenaga kerja
              bagi buruh," kata Airlangga di Gedung DPR, Senin (5/1) usai menghadiri Sidang Paripurna DPR
              agenda pengesahan UU Cipta Kerja

              Dengan UU Cipta Kerja ini, kata Airlangga, negara hadir untuk memberikan kepastian pemberian
              pesangon bagi buruh PHK melalui JKP yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan. Pemerintah akan
              berkontribusi dalam penguatan dana yang akan dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.
              "Program  jaminan  kehilangan  pekerjaan  tidak  mengurangi  hak  jaminan  kecelakaan  kerja,
              jaminan  kematian,  jaminan  hari  tua,  jaminan  pensiun  dan  tanpa  membebani  iuran  kepada
              pekerja atau pengusaha," ujar Airlangga.

              Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi menjelaskan,
              soal  pesangon,  pemerintah  ingin  memberikan  jaminan  agar  hak  -  hak  pekerja  bisa  diterima
              dengan skema baru. Sebab, kajian pemerintah menyebutkan kemungkinan sebagian perusahaan
              yang tidak menjalankan kewajiban pemberian pesangon yang diatur sebelumnya. Pengusaha
              menganggap skema pembayaran pesangon yang lama terlalu memberatkan.

              Berdasarkan catatan KONTAN, di UU No 13 Tahun 2003 menyebut pembayaran pesangon buruh
              PHK dengan masa kerja 8 tahun lebih uang pesangon yang diberikan paling sedikit 9 kali gaji
              ditambah penghargaan masa kerja 10 kali giyi. Di UU Cipta kerja poin ini diubah menjadi paling
              Proses penyusunan UU Cipta Kerja bertentangan UU No 12/2011 sedikit diubah menjadi paling
              banyak atau maksimal. Aturan ini dapat diartikan pengusaha boleh tidak membayar pesangon
              atau 0 kali gaji. Karenanya buruh menolak keras dan minta agar poin ini dikembalikan pada
              aturan yang ada di UU No 13 Tahun 2003.
              Buruh menolak

              Selain  masalah  pesangon  Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (Aspek)  Mirah  Sumirat
              menyebut beleid ini akan menurunkan kesejahteraan buruh di Indonesia. Sebab UU Cipta Kerja
              membolehkan alih daya selamanya.

              "Kenapa menurunkan karena UU yang berlaku eodsting itu turun dan hilang dari mulai kontrak
              seumur  hidup,  out-sourching  juga  diperluas,  pesangon  juga  dikurangi,  lalu  upah  minimum
              sektoral  dan  upah  minimum  provinsi  juga  ada  syaratnya.  Nah  ini  yang  juga  yang  bisa
              menurunkan kesejahteraan. UU apapun harusnya lebih baik bukan lebih buruk," imbuhnya.

              Timboel menekankan di masa pandemi saat ini mogok dan demo dari para buruh/pekerja akan
              menjadi potensi penyebaran Covid-19, maka pemerintah diminta untuk menunda pengesahan
              RUU Cipta Kerja yang jadi alasan buruh/pekerja demo.

              Namun karena pemerintah dan DPR sudah resmi mengesahkan RUU Cipta Kerja menjadi UU,
              maka satu-satunya jalan yang bisa dilakukan oleh buruh adalah mengajukan igi materi Undang-
              Undang  ini  kepada  Mahkamah  Konstitusi  (MK).  Uji  materi  UU  ini  baru  bisa  terlaksana  jika
              pemerintah telah resmi mengundangkan RUU Cipta Kerja ini dalam lembaran negara.


                                                           308
   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314