Page 512 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 512

SURAT TERBUKA MENAKER IDA UNTUK BURUH PENOLAK UU CIPTAKER

              Jakarta -  Menteri Ketenagakerjaan  Ida Fauziyah  menulis surat terbuka kepada  serikat buruh
              dan pekerja yang masih menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang  Omnibus Law  Cipta
              Kerja (  Ciptaker  ).

              Dalam surat tersebut ia mengatakan pemerintah berusaha mencari titik keseimbangan antara
              melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih
              menganggur, yang menurutnya tak punya penghasilan dan kebanggaan.

              Selain itu, Ida memaparkan sejak awal 2020 pemerintah juga telah mencoba berdialog tentang
              RUU Cipta Kerja, baik secara formal melalui lembaga tripartit, maupun secara informal.

              "Tidak  mudah  memang,  tapi  kami  perjuangkan  dengan  sebaik-baiknya.  Saya  paham  ada  di
              antara teman-teman yang kecewa atau belum puas. Saya menerima dan mengerti. Ingatlah,
              hati saya bersama kalian dan bersama mereka yang masih menganggur," tuturnya dalam surat
              tersebut, Senin (5/10).

              Ida  juga  menanggapi  rencana  mogok  nasional  serta  aksi  massal  yang  diinisiasi  para  buruh
              sebagai bentuk protes atas disahkan RUU Cipta Kerja. Ia meminta para buruh memikirkan ulang
              rencana tersebut lantaran situasi dianggap tak memungkinkan untuk turun ke jalan.

              "Dipikirkan lagi dengan tenang karena situasi jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan,
              untuk berkumpul. Pandemi covid-19 masih tinggi, masih belum ada vaksinnya. Pertimbangkan
              ulang rencana mogok itu," imbuh Ida.

              Ia juga meminta para buruh mengkaji dan membaca kembali RUU Cipta Kerja yang disahkan
              pemerintahan  secara  utuh.  Sebab,  menurutnya,  banyak  aspirasi  kalangan  buruh  yang  telah
              diakomodir dalam beleid tersebut.
              Lantaran banyak hal yang telah diakomodir pula, menurut Ida, rencana mogok dan aksi massal
              menjadi tidak relevan.

              "Soal PKWT,  outsourcing,  syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama. Soal upah juga
              masih mengakomodir adanya UMK. Jika teman-teman ingin 100 persen diakomodir, itu tidak
              mungkin. Namun bacalah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang,"
              tegas Ida.

              "Lupakanlah rencana itu. Jangan ambil resiko membahayakan nyawa kalian, istri, suami dan
              anak-anak di rumah. Mereka wajib kita jaga agar tetap sehat," sambungannya.

              Terakhir  Ida  mengajak  buruh  untuk  kembali  duduk  bersama  dengan  pemerintahan  dan
              berdiskusi  terkait  situasi  ketenagakerjaan  nasional  dengan  semangat  untuk  melindungi  yang
              sedang bekerja dan memberi pekerjaan bagi yang masih nganggur.

              "Saya dengan antusias menunggu kehadiran teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan. Saya
              percaya  kita  selalu  bisa  menemukan  jalan  tengah  yang  saling  menenangkan.  Kami  sedang
              berupaya  menyalakan  lilin  dan  bukan  menyalahkan  kegelapan.  Salam  sayang  saya  kepada
              keluarga di rumah. Tetaplah sehat," ungkapnya.

              Berikut isi lengkap surat terbuka Menaker Ida kepada Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
              "Hati Saya Bersama Mereka yang Bekerja dan yang Masih Menganggur"  Kepada teman-teman
              serikat pekerja/serikat buruh,  Sejak awal 2020 kita telah mulai berdialog tentang RUU Cipta
              Kerja,  baik  secara  formal  melalui  lembaga  Tripartit,  maupun  secara  informal.  Aspirasi  kalian
              sudah Kami dengar, sudah Kami pahami.


                                                           511
   507   508   509   510   511   512   513   514   515   516   517