Page 515 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 515

Ida meminta agar serikat pekerja memikirkan hal tersebut dengan tenang. Hal itu terkait situasi
              yang jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan, untuk berkumpul. "Pandemi covid-19 masih
              tinggi, masih belum ada vaksinnya," ujarnya dalam surat terbuka, Senin (5/10).



              MENAKER: AWAS COVID-19, BURUH JANGAN MOGOK NASIONAL

              MENTERI Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menilai bahwa rencana mogok kerja massal sudah tidak
              relevan. Apalagi di tengah pandemi covid-19, aksi tersebut akan membahayakan nyawa.
              Ida meminta agar serikat pekerja memikirkan hal tersebut dengan tenang. Hal itu terkait situasi
              yang jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan, untuk berkumpul. "Pandemi covid-19 masih
              tinggi, masih belum ada vaksinnya," ujarnya dalam surat terbuka, Senin (5/10).

              Ida meminta serijat pekerja membaca secara utuh RUU Cipta Kerja sebelum terbawa emosi. Dia
              menegaskan  bahwa  banyak  sekali  aspirasi  serikat  pekerja  yang  telah  diakomodir  oleh
              pemerintah.

              "Soal PKWT, outsourcing, syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama. Soal upah juga
              masih mengakomodir adanya UMK. Jika teman-teman ingin 100% diakomodir, itu tidak mungkin.
              Namun bacalah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang," tegas Ida.

              Karena sudah banyak yang diakomodir, lanjut Ida, maka mogok dikatakan menjadi tidak relevan.
              Dia meminta serikat pekerja untuk melupakan hal tersebut. Ida meminta agar serikat pekerja
              tidak mengambil risiko yang membahayakan jiwa.

              "Jangan ambil risiko membahayakan nyawa kalian, istri, suami dan anak-anak di rumah. Mereka
              wajib kita jaga agar tetap sehat. Saya mengajak kita kembali duduk bareng. Dengan semangat
              untuk melindungi yang sedang bekerja dan memberi pekerjaan bagi yang masih nganggur,"
              ucapnya.

              "Saya dengan antusias menunggu kehadiran teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan. Saya
              percaya  kita  selalu  bisa  menemukan  jalan  tengah  yang  saling  menenangkan.  Kita  sedang
              berupaya  menyalakan  lilin  dan  bukan  menyalahkan  kegelapan.  Salam  sayang  saya  kepada
              keluarga di rumah. Tetaplah sehat," tutur Ida.

              Ia juga menyampaikan bahwa hatinya bersama dengan para pekerja baik yang masih aktif mau
              pun yang masih menganggur. Dia pun meluncurkan surat terbuka yang ditujukan kepada Serikat
              Pekerja atau Serikat Buruh yang berisikan pandangannya mengenai RUU Cipta Kerja.

              "Sejak awal 2020 kita telah mulai berdialog tentang RUU Cipta Kerja, baik secara formal melalui
              lembaga  Tripartit,  maupun  secara  informal.  Aspirasi  kalian  sudah  kami  dengar,  sudah  kami
              pahami. Sedapat mungkin aspirasi ini kami sertakan menjadi bagian dari RUU ini. Pada saat yang
              sama kami juga menerima aspirasi dari berbagai kalangan," ungkapnya.

              Lebih  lanjut,  Ida  mengatakan  bahwa  dirinya  berupaya  mencari  titik  keseimbangan.  Antara
              melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih
              menganggur, yang tak punya penghasilan dan kebanggaan.

              "Tidak mudah memang, tapi kami perjuangkan dengan sebaik-baiknya," kata Ida.
              Dia  memahami  bahwa  beberapa  pihak  pasti  ada  yang  kecewa  atau  belum  puas.  Dia  pun
              menerima dan mengerti akan hal tersebut.(OL-4).




                                                           514
   510   511   512   513   514   515   516   517   518   519   520