Page 277 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 277

BURUH BAKAL TOLAK PENGHAPUSAN UMK BEKASI SAAT MAY DAY 1 MEI

              Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI ) mengungkap akan menyuarakan isu
              penolakan terhadap penghapusan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) saat demo
              hari  buruh  alias  May  Day  pada  1  Mei  2021.  Sebab,  penghapusan  jenis  upah  ini  berpotensi
              menurunkan upah buruh, misalnya di Kabupaten Bekasi dari Rp5,2 juta menjadi Rp4,9 juta per
              orang.

              Presiden  KSPI  Said  Iqbal  mengatakan  saat  ini  kepastian  UMSK  belum  juga  disampaikan
              pemerintah ke publik. Hal ini membuat ketentuan upah akan mengacu pada Upah Minimum
              Kabupaten/Kota (UMK) yang biasanya lebih rendah.

              "Parahnya  UMSK,  upah minimum  sektoral  kabupaten/kota  untuk  2021 belum  diputuskan,  ini
              berarti  hilang  UMSK,"  ungkap  Said  dalam  konferensi  pers  virtual,  Selasa  (27/4).  Salah  satu
              contoh terjadi di ketentuan upah buruh Kabupaten Bekasi dan Karawang. Saat ini, UMSK mereka
              sebenarnya mencapai Rp5,2 juta per orang. Tapi, bila ketentuan UMSK tidak ada kepastian dan
              harus menggunakan UMK, maka nominal upah mereka hanya Rp4,9 juta per orang.

              "Jadi turun dong kalau UMSK tidak diberlakukan, maka nanti buruh Bekasi dan Karawang turun
              yang selama ini menerima Rp5,2 juta di 2020, tapi karena dihapus di 2021, jadi Rp4,9 juta,"
              tuturnya.
              Bahkan, potensi terburuknya, sambung Said, bukan tidak mungkin upah buruh di Kabupaten
              Bekasi dan Karawang bisa turun hingga Rp1,8 juta per orang sesuai patokan Upah Minimum
              Provinsi (UMP) Jawa Barat. "Bahkan di 2022 kalau tidak ada penetapan UMK, upahnya Rp1,8
              juta. Ini memberikan ketidakpastian upah, no income security, itu suara kami," katanya.

              Lebih lanjut, Said mengatakan ketidakpastian soal upah minimum ini muncul karena pemerintah
              mengeluarkan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Di beleid ini,
              ketentuan UMK dapat ditetapkan atau tidak ditetapkan oleh gubernur.
              "Tidak ada kepastian karena menggunakan kata-kata dapat, berarti tidak ada kepastian, kembali
              lagi pada rezim upah murah," imbuhnya.

              Untuk itu, hal ini akan disuarakan oleh para buruh pada aksi May Day. Sebab, menurutnya, hal
              ini menjadi ancaman bagi kepastian upah ke depan, khususnya bagi anak-anak buruh yang akan
              memasuki pasar kerja.

              "Ingat ini berpengaruh kepada rakyat dan anak-anak kita yang akan memasuki pasar kerja,"
              ucapnya. Sementara untuk aksi May Day, Said mengatakan aksi akan diikuti oleh 50 ribu buruh
              dari 3.000 pabrik di 200 kabupaten/kota di 24 provinsi. Aksi demo di pusat akan menyasar Istana
              Negara dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK).

              "Karena kami akan meminta Hakim MK untuk membatalkan atau mencabut UU Nomor 11 Tahun
              2020  tentang  Cipta  Kerja,  khususnya  kluster  ketenagakerjaan.  Bahkan  meminta  Hakim  MK
              mengabulkan uji formil yang dilakukan perwakilan buruh dari KSPI terhadap UU Cipta Kerja,"
              jelasnya.

              Sedangkan aksi demo di daerah akan dilakukan di depan kantor gubernur, bupati, wali kota,
              DPRD, hingga pabrik-pabrik buruh. Semua aksi diklaim bakal tetap menaati protokol kesehatan
              nasional dalam rangka memitigasi penyebaran covid-19.

              "Kalau perlu rapid test antigen, kita lakukan, sehingga dipastikan mereka yang datang adalah
              yang sehat. Tentu nanti juga jaga jarak sesuai arahan Satgas, pakai masker, dan setiap peserta
              aksi, setiap tiga orang dibekali satu botol handsanitizer," pungkasnya.


                                                           276
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282