Page 329 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 329

Tunjangan  Hari  Raya  Keagamaan  Tahun  2021  bagi  Pekerja/Buruh  di  Perusahaan  Ida
              menjelaskan bagi perusahaan yang masih terdampak Covid-19 dan tidak mampu membayar THR
              H-7, maka diharus berdialog secara kekeluargaan dengan para pekerjanya.



              PERUSAHAAN BOLEH TUNDA BAYAR THR, APA SYARATNYA?

              Jakarta  Menteri  Ketenagakerjaan  (  Menaker  ),  Ida  Fauziyah,  menegaskan  pembayaran
              Tunjangan Hari Raya ( THR ) wajib dilakukan oleh perusahaan. Bahkan meskipun tidak mampu
              membayar H-7 Lebaran, pembayaran THR harus tetap dilakukan meski bisa sedikit ditunda.

              Hal  tersebut  telah  diatur  dalam  Surat  Edaran  (SE)  Nomor  M/6/HK.04/IV/2021  tentang
              Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di
              Perusahaan Ida menjelaskan bagi perusahaan yang masih terdampak Covid-19 dan tidak mampu
              membayar THR H-7, maka diharus berdialog secara kekeluargaan dengan para pekerjanya.

              "Membuat kesepakatan secara tertulis tentang batas waktu pembayaran THR tersebut dan kami
              memberikan kelonggaran H-1. Ini tidak menghilangkan kewajiban pembayaran THR yang telah
              ditentukan," jelas Ida seperti ditulis, Selasa (27/4/2021).

              Berdasarkan SE tersebut, ketidakmampuan pembayaran tepat waktu tersebut harus dibuktikan
              dengan  laporan  keuangan  internal  perusahaan  secara  transparan.  Kemudian,  dilaporkan  ke
              Dinas Ketenagakerjaan setempat paling lambat H-7 Idul Fitri.
              "Jadi kesepakatannya disampaikan H-7, dan kelonggarannya sampai H-1," sambungnya.

              Ia berharap para pengusaha untuk dapat membayarkan THR pekerja tepat waktu. Terlebih lagi,
              pemerintah juga sudah memberikan banyak insentif untuk sektor usaha.

              Pembayaran THR ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

              "Dengan  pembayaran  THR  ini,  pemerintah  berharap  sekali  akan  meningkatkan  daya  beli
              masyarakat, mendorong konsumsi masyarakat dan akhirnya membantu pertumbuhan ekonomi
              kita," jelasnya.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fuziyah mengingatkan perusahaan untuk memberikan Tunjangan
              Hari  Raya  (THR)  kepada  pekerja  atau  buruh  yang  memiliki  masa  kerja  minimal  1  bulan.
              Perhitungan  pemberian  THR  diatur  dalam  Surat  Edaran  (SE)  Menaker  Nomor
              M/6.HK.04/IV/2021.

              Seperti  yang  tertuang  dalam  Surat Edaran tersebut, THR  wajib  dibayarkan  penuh  dan  tepat
              waktu kepada karyawan yang memenuhi kriteria. Karyawan yang telah bekerja minimal 1 bulan
              atau lebih secara terus menerus berhak mendapatkan THR.

              "Diberikan kepada buruh atau pekerja yang memiliki masa kerja satu bulan secara terus menerus
              atau lebih yang mempunyai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu
              Tidak Tertentu (PKWTT)," ujarnya dalam diskusi daring, Jakarta, Senin (26/4).


              Ida menjelaskan, THR adalah pendapatan non upah yang wajib dibayarkan pengusaha kepada
              buruh dalam rangka memperingati hari raya keagamaan. Besaran THR yang diberikan sekitar 1
              bulan upah atau proporsionalitas masa kerja 12 kali 1 bulan upah dengan masa kerja 1 bulan
              terus menerus tapi kurang dari 12 bulan.

              "THR  adalah  pendapatan  non  upah  yang  wajib  dibayarkan  pengusaha  kepada  buruh  dan
              keluarganya paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Besarannya 1 bulan dari upah
              dengan masa kerja 12 bulan secara terus menerus, lalu proporsionalitas masa kerja," jelasnya.
                                                           328
   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334