Page 109 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 109

Konsekuensinya, akses pekerja untuk dapat menerima fasilitas pembiayaan perumahan menjadi
              semakin sempit.
              Timboel  berpendapat,  sejumlah  aturan  administratif  yang  membatasi  akses  pembiayaan
              perumahan mesti disederhanakan. Alasannya, skema pinjaman lewat program jaminan hari tua
              atau JHT berbeda dengan pinjaman biasanya.

              "Jangan disamakan seperti pinjaman rumah normal, kalau yang biasa kan harus ada collateral -
              nya  sebagai  penjamin.  Kalau  pekerja  lewat  program  ini  penjamin  sebenarnya  adalah  BPJS
              Ketenagakerjaan," kata Timboel melalui sambungan telepon, Jakarta, Rabu (3/11/2021).

              Dia mencontohkan, BPJS Ketenagakerjaan dan bank penyalur mesti memberi relaksasi pekerja
              yang mengajukan pinjaman kendati tengah mengalami kredit macet dengan waktu yang relatif
              pendek. Langkah itu diharapkan dapat meningkatkan realisasi penyaluran MLT ke pekerja yang
              belum memiliki rumah.

              "Ada pekerja-pekerja yang mau akses, karena mereka punya pinjaman yang macet satu hingga
              dua bulan ini harus dikasih kesempatan supaya mereka punya akses perumahan," kata dia.

              Berdasarkan laporan BPJS Ketenagakerjaan, realisasi penyaluran MLT mencapai Rp655,49 miliar
              dari 2017 hingga 2021. Perinciannya, penyaluran untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar
              Rp646,51 miliar, dan Pinjaman Renovasi Perumahan (PRP) sebesar Rp8,97 miliar.

              Adapun, realisasi pembangunan rumah bagi pekerja itu selama lima tahun terakhir mencapai
              2.384 unit. Sementara itu, tercatat 191 pinjaman diajukan untuk merenovasi rumah. Laporan
              BPJS Ketenagakerjaan juga menyebut, realisasi dana investasi yang dikelola menyentuh angka
              Rp514,74 triliun sampai dengan Agustus 2021.

              Sampai dengan akhir tahun ini, badan pengelola iuran pekerja itu menargetkan dana investasi
              dapat mencapai Rp542,41 triliun, atau tumbuh 11,36 persen dari posisi sepanjang 2020 yang
              sebesar Rp487,06 triliun.

              Sebelumnya,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  memberikan  sejumlah  kemudahan
              baru bagi pekerja untuk memiliki rumah lewat fasilitas pembiayaan perumahan yang dibiayai
              dari dana investasi program jaminan hari tua atau JHT.

              Kemudahan baru fasilitas pembiayaan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
              Nomor 17/2021 yang baru diundangkan pada 29 September 2021.
              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI-JSK)
              Kemenaker Indah Anggoro Putri mengatakan, kementeriannya mengevaluasi kembali sejumlah
              fasilitas pembiayaan yang ada pada manfaat layanan tambahan (MLT) program JHT.

              Alasannya, realisasi penyaluran MLT perumahan bagi pekerja atau buruh mengalami penurunan
              yang drastis selama 3 tahun terakhir.

              "Sejak 2017, MLT ini sudah ada tetapi kenapa kok kurang banyak yang menggunakannya. Kami
              mengevaluasi diri, ternyata pemerintah kurang menyosialisasikan kepada pekerja, selain itu daya
              tarik MLT juga kurang karena bunga terlalu tinggi. Jadi apa bedanya dengan KPR biasa," kata
              Putri saat mengadakan konferensi pers, Jakarta, Rabu (3/11/2021).

              Lewat  evaluasi  yang  termaktub  dalam  Permenaker  itu,  Putri  mengatakan,  kementeriannya
              memberikan keringanan bunga pinjaman yang relatif dapat bersaing dengan program KPR dari
              swasta. Selain itu, pekerja yang sudah menggunakan program KPR dapat pindah ke MLT untuk
              melanjutkan pembiayaan rumah mereka.


                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114