Page 106 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2021
P. 106

Ia  menjelaskan,  untuk  penetapan  UMK  saat  ini  berdasarkan  formula  yang  terdapat  dalam
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan Undang-undang
              (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Sedangkan sebelumnya, menggunakan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan dan UU
              Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Selain formula dari PP tersebut, lanjut Thamrin,
              juga terdapat pertimbangan dari BPS (Badan Pusat Statistik). Di antaranya, rata-rata pendapatan
              per kapita, biaya konsumsi setiap rumah tangga dan anggota rumah tangga yang bekerja di
              setiap rumah.

              "Semua itu sudah dihitung oleh BPS. Jadi besok (Senin) kami akan sampaikan formula upah
              minimum  ke  Pak  Wali.  Tentunya  rekomendasi  yang  disampaikan  tidak  boleh  keluar  dari  PP
              Nomor 36 Tahun 2021," pungkas Thamrin.

              KSPI  ancam  gelar  unjuk  rasa  nasional  Sementara  itu,  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh
              Indonesia (KSPSI) menolak kenaikan upah minimum sebesar 1,09 persen, yang ia nilai sangat
              tidak layak dan merugikan para pekerja. Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea mengaku kecewa
              atas keputusan tersebut.

              "Kenaikan upah ini tidak adil. Kami sangat menolak," ujar Andi Gani dalam konferensi pers usai
              Rapat Koordinasi Nasional Anggota Dewan Pengupahan KSPSI di Jakarta, Jumat (19/11/2021).
              Andi  Gani  menilai,  kenaikan  sangat  tidak  adil  karena  menyamaratakan  semua  industri.
              Menurutnya, ada sejumlah sektor usaha yang punya pertumbuhan di atas angka tersebut, seperti
              rumah sakit, farmasi, telekomunikasi, dan sektor pertambangan.

              Andi Gani mengaku heran dengan formula yang dipakai pemerintah dalam menetapkan upah
              minimum sebagaimana di atur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang
              Pengupahan.

              Saat ini Undang-undang Cipta Kerja tengah digugat di Mahkamah Konstitusi untuk uji formil dan
              materiel. Dengan begitu, belum ada keputusan hukum yang tetap untuk UU Cipta Kerja tersebut.

              "Karena aturan turunan dari UU Cipta Kerja ini belum inkrah, belum ada keputusan MK, maka
              harusnya formula lama yang dipakai." "Kami minta Menaker menentukan formula yang tepat
              dan memenuhi rasa keadilan bagi buruh," tutur Andi Gani.

              Dirinya meminta agar Anggota Dewan Pengupahan dari KSPSI baik itu melalui DPD dan DPC
              KSPSI, berupaya memperjuangkan kenaikan upah minimum 2022 secara maksimal.

              "DPP  KSPSI  meminta  perangkat organisasi  DPD dan  DPC  KSPSI  mengawal  perundingan  dan
              memberikan arahan kepada Anggota Dewan Pengupahan dari KSPSI, untuk mencapai hasil yang
              terbaik," ujar Andi Gani.
              Andi Gani mengaku sudah menemui beberapa petinggi negara untuk melakukan dialog intensif
              terkait penetapan upah buruh. Namun, ia enggan merinci hasil pertemuan tersebut.

              Andi Gani juga menjelaskan, hingga kini pihaknya masih terus berkoordinasi untuk mengambil
              keputusan selanjutnya, jika menemui jalan buntu dalam dialog-dialog yang dilakukan dengan
              pemerintah.

              "Kami  tidak  akan  tinggal  diam."  "Kami  masih  menunggu,  masih  ada  waktu  10  hari  sebelum
              diputuskan secara resmi pemerintah. Saya harap ada perubahan." "Kalau tidak, terpaksa akan
              ada aksi besar nasional di seluruh wilayah Indonesia, yang akan ditentukan dalam waktu dekat,"
              papar Andi Gani.


                                                           105
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111