Page 22 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2021
P. 22

Maka  dari  itu,  pemerintah  akan  terus  menggunakan  instrumen  APBN  baik  itu  pajak  seperti.
              insentif  atau  pajak  yang  ditanggung  pemerintah,  maupun  dari  sisi  instrumen  belanja  dalam
              bentuk hibah, subsidi dan dukungan belanja lainnya.

              "Selain APBN menjadi instrumen utama untuk terus mendukung pemulihan ekonomi, APBN juga
              bekerja keras untuk membangun danmemulihkan fondasi-fondasi yang mengalami dampak luar
              biasa akibat Covid-19, salah satunya pengangguran," tutur dia.

              Meski  demikian,  Menkeu  memperkirakan,  pertumbuhan  ekonomi  nasional  sepanjang  2021
              sebesar  3,7%-4,5%.  Dia  optimis  perekonomian  nasional  membaik  dibandingkan  tahun
              sebelumnya meski pada pertengahan tahun dihadapkan dengan ledakan kasus Covid-19 varian
              Delta. "Dari keseluruhan tahun ini akan ada akselerasi pertumbuhan ekonomi sehingga di akhir
              tahun bisa tumbuh. 3,7%-4,5%," ujarnya.

              Sri Mulyani menuturkan selama 2021, pemerintah dan berbagai pihak telah bekerja keras dalam
              mengendalikan penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Kebangkitan perekonomian tahun
              ini  bahkan  lebih  cepat  dan  dalam  waktu  yang  singkat  meski  dihadapkan  pada  tantangan
              penyebaran variain Delta.

              Sejak memasuki kuartal IV dan menjelang akhir tahun perekonomian makin bergerak lebih cepat.
              Tercermin dari kegiatan di sektor manufaktur yang sudah meningkat hingga IPM Manufaktur
              Indonesia di level 53,9.

              Tak hanya itu, kegiatan ekspor produk lndonesia terus meningkat di atas 50%, Disusul dengan
              neraca  perdagangan  yang  terus  surplus  selama  masa  pandemi.  Beberapa  faktor  tersebut
              membuat  Sri  Mulyani  meyakini  pertumbuhan  ekonomi  nasional  telah  bergerak  menuju
              pemulihan.  "Dalam  kuartal  IV  ini  kita  melihat  perkembangan  yang  luar  biasa  dari  berbagai
              kegiatan ekonomi," ujarnya.

              Korban PHK
              Pada  bagian  lain,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  mencatat  sebanyak  72.983
              karyawan telah menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi Covid -19.
              Adapun angka ini didapat dari hasil survei baru dilakukan Kemenaker pada November 2021.

              Survei  dilakukan  di  21  Dinas  Ketenagakerjaan  (Disnaker)  dari  34  provinsi  ada  di  Indonesia
              dengan  metode  kuantitatif  melalui  pemberian  kuesioner.  "Dan  terdapat  72.983  pekerja
              mengalami  PHK  akibat  Covid-19,"  kata  Direktur  Jenderal  Pembinaan  Pengawasan
              Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), Haiyani Rumondang, Selasa
              (13/12).

              Hasil survei juga menemukan bahwa terdapat 4.156 perusahaan teiah melalukan PHK terhadap
              karyawannya. Ini dilakukan karena kondisi keuangan perusahaan, tertekan akibat dampak dari
              pandemi. Dari 21 Disnaker dilakukan survei oleh Kemenaker didapatkan, juga sebanyak 280.729
              pekerja pernah terpapar Covid-19. Sementara sebanyak 3.1.91 pekerja meninggal akibat virus
              Covid-19.

              Selain  itu  juga  terdapat  28.906  perusahaan  telah  membentuk  lembaga  P2K3,  di  mana  itu
              sekaligus,  menjadi  satgas  Covid-19  di  tempat  kerja.  "Kalau  belum  ada  (P2K3)  perusahaan
              tersebut baru buat satgas sebagaimana diatur di dalam bentuk SE Menaker Nomor 9 Tahun
              2021," ujarnya.

              Penyebaran pandemi Covid-. 19, telah berimbas pada gelombang PHK besar-besaran sejak dua
              tahun lalu. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, hingga awal Agustus 2021, jumlah korban



                                                           21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27