Page 70 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2021
P. 70
Mereka menuntut PRT masuk ke dalam kategori pekerja, bukan pembantu. Dengan demikian,
mereka menuntut hak cuti, hak libur, hak jam kerja, standar gaji pekerja, jaminan dari BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, dan menghapus perlakuan diskriminatif terhadap PRT.
Selain itu mereka juga mengaku sering terkena kekerasan fisik, psikis, verbal, dan juga
kekerasan seksual. Mereka berharap dengan adanya RUU PPRT maka mereka terlindungi.
Lisda Hendrajoni mengatakan, Partai Nasdem dari awal sangat mendukung RUU PPRT ini.
"Namun seperti diketahui masih ada dua partai yang belum mendukung. Jadi kami dari Partai
Nasdem akan terus berjuang bersama Anda semua," katanya.
Gobel mengatakan, selain berjuang melalui RUU PPRT, ia bersama pimpinan DPR dan partai lain
juga berjuang agar poin-poin yang menjadi aspirasi para PRT bisa masuk ke RUU lain yang
terkait. "Dengan demikian, PRT tetap mendapat perlindungan," katanya.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa PRT bukan hanya berhak mendapat perlindungan tapi
juga lebih dari itu.
"Buat saya ini bukan sekadar pekerjaan. Ini soal memanusiakan manusia. Ini bukan sekadar soal
regulasi dan hubungan timbal balik antara pemberi kerja dan pekerja tapi juga soal etik dan
moral serta soal kemanusiaan," katanya.
Namun Gobel mengingatkan, karena masih ada partai yang belum setuju terhadap RUU ini maka
tuntutan agar RUU PPRT bisa diparipurnakan pada tahun ini masih belum bisa dipenuhi.
"Kami para pimpinan DPR akan terus berjuang, namun butuh waktu untuk meyakinkan semua
pihak. Tolong terus jaga semangat karena masih butuh waktu untuk melakukan komunikasi
politik," katanya.
Gobel juga mengingatkan bahwa para PRT untuk terus meningkatkan produktivitas dan
keterampilannya. Hal ini karena hadirnya teknologi baru untuk urusan pekerjaan rumah tangga.
"Ini supaya adaptif terhadap perkembangan zaman," katanya.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).
69