Page 119 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 OKTOBER 2021
P. 119

KEMNAKER SAMBUT BAIK PERAN PENDIDIKAN VOKASI DI UL

              Sekretaris  Jenderal  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Anwar  Sanusi,  mengungkapkan,  jika
              berbicara tantangan ketenagakerjaan ini tidak lepas dari kondisi demografi yang saat ini sedang
              kita hadapi.

              Persentase angkatan menurut tingkat pendidikan tahun 2021, ada sekitar 54,66 persen angkatan
              kerja di Indonesia masih berpendidikan SMP ke bawah, kemudian 13,01 persen yang memiliki
              pendidikan Diploma dan Universitas, serta 32,33 persen berpendidikan SMA atau SMK.

              "Angkatan  kerja  berpendidikan  SMP  ke  bawah  di  pedesaan  persentasenya  lebih  besar
              dibandingkan dengan perkotaan," ucap Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi saat mengikuti webinar
              Diskusi Publik bertajuk Membangun Vokasi UI yang Berdaya Saing dan Menyejahterakan, pada
              Jum'at (15/10/2021).

              Sekjen Anwar menjelaskan, persentase angkatan kerja menurut tingkat pendidikan dan jenis
              kelamin lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Untuk angkatan kerja kelompok umur
              non  muda  cenderung  memiliki  tingkat  pendidikan  yang  relatif  lebih  rendah  dibandingkan
              kelompok umur muda.

              Selain  itu  menurutnya,  penduduk  bekerja  berpendidikan  rendah  cenderung  ada  pada  sektor
              primer seperti pertanian dan pertambangan. Sedangkan untuk pendidikan menengah berada di
              sektor  sekunder  yang  bergerak  di  bidang  konstruksi,  gas  air  pengelolaan  limbah.  Adapun
              pendidikan tinggi bekerja di sektor tersier seperti perdagangan dan jasa.

              "Penduduk  berpendidikan  rendah  bekerja  pada  sektor  informal  sedangkan  sektor  yang
              berpendidikan tinggi cenderung bekerja di sektor formal," katanya.

              Ia  menyebut,  pekerja  berpendidikan  rendah  cenderung  bekerja  di  sektor  pertanian.  Mereka
              mengisi ruang pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan tingkat keahlian cukup tinggi. Kalau
              dilihat  dari  sisi  pengangguran  mereka  cenderung  tidak  menganggur  karena  masih  banyak
              pekerjaan yang bisa diisi oleh kelompok ini.

              "Karena mereka ini banyak bekerja di sektor-sektor yang tidak terlalu membutuhkan sebuah
              keahlian atau keterampilan yang spesifik," kata Sekjen Anwar.

              Ini merupakan satu tantangan dan kita harus melakukan usaha yang sangat keras untuk bisa
              mendorong SDM terutama dari sisi keterampilan.
              "Kita harus mampu untuk mendorong dengan sangat kuat agar kondisi ketenagakerjaan bisa
              ditransformasikan," ucapnya.

              Sekjen  menambahkan,  ada  beberapa  peluang  yang  bisa  direspon  dan  tentunya  peran  dari
              pendidikan vokasi termasuk pendidikan vokasi di Universitas Indonesia (UI).

              "Kita harus lihat tantangan dan peluang ini sebagai sesuatu untuk dikelola dengan baik agar bisa
              menjadi sumber daya ekonomi yang menguntungkan," lanjutnya.

              Ia menuturkan, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada periode 2020-2030.
              Pada periode tersebut, struktur penduduk Indonesia sebagian besar akan diisi oleh penduduk
              usia muda.
              "Dalam  arahannya  Menaker  Ida  Fauziyah  juga mengingatkan,  angkatan  kerja  nantinya  akan
              banyak diisi oleh anak-anak muda yang kalau tidak dikelola dengan baik, akan menjadi tidak
              berguna," kata Anwar Sanusi.


                                                           118
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124