Page 16 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 MARET 2021
P. 16

Jumlah  tenaga  kerja  di  sektor  akomodasi  makan  minum  di  Pulau  Dewata  pada  2020  hanya
              236.000 pekerja atau anjlok 28,5% dibandingkan dengan 2019 yang sempat menyentuh 328.000
              pekerja.

              Sebaliknya, tenaga kerja di sektor pertanian pada 2020 melonjak 17,9% secara year on year
              (yoy) menjadi 546.000 pekerja.

              Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, M. Setyawan Santoso mengatakan pandemi
              Co-vid-19  memaksa  pekerja  di  Bali  beralih  ke  sektor  pertanian  setelah  sektor  akomodasi,
              makanan dan minuman belum menjanjikan lagi.

              ''Ini wajar karena banyak hotel-hotel tutup atau berhenti sementara sehingga yang dirumahkan
              banyak karena tidak ada tamu datang," katanya, Kamis (4/3).

              Perubahan  jumlah  tenaga  kerja  di  Bali  berpengaruh  pada  distribusi  tenaga  kerja  per  sektor.
              Sektor akomodasi, makanan dan minuman yang semula memiliki porsi 18,3 % pada 2019 pada
              tahun berikutnya turun menjadi 9,8%.

              ''Sektor  jasa  sebelumnya  terjadi  kelebihan  pekerja,  dengan  adanya  Covid-19,  banyak
              perpindahan orang karena sektor sepi dia [pekerja] pindah ke sektor lain," sebutnya.

              Selain sektor pertanian, BI mencatat peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan
              pada 2020 yang naik 3,19% menjadi 496.000 pekerja. Kemudian, jumlah tenaga kerja di industri
              pengolahan naik 3,52% menjadi 382.000 pekerja.
              Selain  sektor  pariwisata,  penurunan  jumlah  tenaga  kerja  pada  2020  juga  terjadi  di  sektor
              konstruksi sebesar 1,23%, jasa lainnya 2,96%, administrasi pemerintah 8,8%, jasa keuangan
              12,67 %, dan lainnya 22,07%.

              Sayangnya, Setyawan belum bisa memprediksi perubahan struktur distribusi tenaga kerja pada
              2022. Ada kemungkinan struktur distribusi tenaga kerja pada 2022 berbalik seperti kondisi 2019.
              Namun, dia menyatakan hala itu akan ada penyesuaian masyarakat dalam menentukan sektor
              kerja berkaca dari pandemi Covid-19.

              "Ini perlu diskusi lebih panjang karena terjadi perubahan struktur bisa juga terjadi perubahan
              fundamental,  dengan  adanya  Covid-19  kami  menyesuaikan,  kemudian  bisa  saja  kondisi
              pariwisata pada 2022 tidak seperti 2019," sebutnya.

              Tingkat pengangguran di Bali per Agustus 2020 adalah sebesar 5,6% atau naik dibandingkan
              dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar 1,5%.

              Pada 2019, tingkat pengangguran di Bali menjadi nomor satu terendah di Indonesia. Pada 2020
              peringkat Bali anjlok menjadi ke-18 pengangguran terendah di Indonesia.

              Setyawan  juga  melansir  survei  tenaga  kerja  BI  Perwakilan  Bali  yang  menunjukkan  62%
              responden yang kini dirumahkan sementara masih berada dalam status tidak bekerja.
              Responden yang berhenti kerja sementara dan telah membuka usaha pribadi dengan persentase
              17,7 %, bekerja di perusahaan lain sebanyak 10,1 %, membantu usaha keluarga 5,1%, dan
              lainnya 5,1%.

              Survei  juga  mencatat  rata-rata  pendapatan  masyarakat  sejak  masa  pandemi  Covid-19
              mengalami penurunan 56%. Bahkan, penurunan pendapatan tersebut sampai menyentuh upah
              minimum provinsi (UMP). Pada 2020, UMP Bali ditetapkan senilai Rp2,49 juta.

              "Konsumsi masyarakat meningkat, tetapi porsi tabungan menurun. Ada 62,5% butuh pinjaman
              baru," sebutnya.
                                                           15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21