Page 193 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 MEI 2021
P. 193

memberikan  pelayanan  informasi,  konsultasi,  dan  pengaduan  atas  pelaksanaan  pembayaran
              THR.
              Saat ini, sambungnya, Kemenaker tengah menyortir kelengkapan setiap data pengaduan yang
              masuk untuk mempercepat penyelesaian kasusnya. Kemenaker akan terus berkoordinasi dengan
              dinas-dinas tenaga kerja di daerah untuk menyelesaikan pengaduan pembayaran THR tersebut.

              Dia menyebut ada berbagai kategori sektor usaha yang masuk dalam laporan posko THR 2021,
              di antaranya ritel, jasa keuangan dan perbankan, konstruksi, manufaktur, migas, alat kesehatan,
              serta makanan dan minuman.

              Beberapa  permasalahan  yang  diadukan  antara  lain  THR  tidak  dibayar  sama  sekali,  dibayar
              sebagian, dibayar bertahap dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan, dibayar bukan dalam
              bentuk uang, serta perusahaan tidak mampu karena terdampak pandemi Covid-19.

              Anwar  kemudian  menegaskan  THR  merupakan  pendapatan  nonupah  yang  wajib  dibayarkan
              pengusaha kepada pekerja paling lama 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Para pekerja yang
              memiliki permasalahan terkait pembayaran THR dapat segera melaporkan dan mengadukan ke
              posko-posko THR terdekat yang dibentuk pemerintah di tingkat pusat maupun daerah.

              "Setiap  permasalahan  pasti  kita  tindaklanjuti  dan  mencari  solusi  yang  terbaik  bagi  pekerja
              maupun pengusaha," ujarnya.

              Dia menambahkan terdapat denda bagi pengusaha yang terlambat membayar THR keagamaan.
              Denda  sebesar  5%  dari  total  THR  yang  harus  dibayar  sejak  berakhirnya  batas  waktu
              pembayaran.

              Sementara pada pengusaha yang tidak membayar THR dalam waktu yang ditentukan, akan ada
              pengenaan  sanksi  administratif  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan  perundang-undangan.
              Sanksi  tersebut  dapat  berupa  teguran  tertulis,  pembatasan  kegiatan  usaha,  penghentian
              sementara sebagian atau seluruh alat produksi, serta pembekuan kegiatan usaha. (kaw).






































                                                           192
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198