Page 183 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 JUNI 2021
P. 183
Ini bisa termasuk bekerja keras di industri berbahaya, seperti pertambangan atau dengan mesin
berat, dan bekerja lebih dari 43 jam seminggu, yang membuat sekolah hampir tidak mungkin.
Dalam laporan itu disebutkan, sebanyak 79 juta anak dianggap melakukan pekerjaan berbahaya
seperti itu pada awal 2020, naik 6,5 juta dari empat tahun sebelumnya.
Studi tersebut mengungkapkan, sebagian besar pekerja anak terkonsentrasi di sektor pertanian,
yang menyumbang 70 persen dari total global, atau 112 juta anak.
Sementara itu, sekitar 20 persen pekerja anak terjadi di sektor jasa dan sekitar 10 persen di
industri.
Peningkatan terbesar dalam pekerja anak terlihat di sub-Sahara Afrika, di mana pertumbuhan
populasi, krisis berulang, kemiskinan ekstrem, dan langkah-langkah perlindungan sosial yang
tidak memadai mendorong tambahan 16,6 juta anak menjadi pekerja anak sejak 2016.
Hampir seperempat anak berusia lima hingga 17 tahun di sub-Sahara Afrika sudah menjadi
pekerja anak, dibandingkan dengan 2.3 persen di Eropa dan Amerika Utara.
Badan-badan PBB memperingatkan, guncangan ekonomi tambahan dan penutupan sekolah yang
disebabkan oleh krisis Covid-19 berarti bahwa anak-anak yang sudah menjadi pekerja anak
dapat bekerja lebih lama dan dalam kondisi yang memburuk.
Dan masih banyak lagi yang berisiko dipaksa masuk ke bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk
anak karena kehilangan pekerjaan dan pendapatan diantara keluarga yang rentan.
Kepala ILO, Guy Ryder mengatakan, perkiraan baru ini merupakan peringatan.
"Kita tidak bisa berdiam diri sementara generasi baru anak-anak berada dalam bahaya. Kita
berada pada momen penting dan banyak bergantung pada bagaimana kita merespons," kata
Ryder dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah waktu untuk komitmen dan energi baru untuk mengubah sudut dan memutus siklus
kemiskinan dan pekerja anak," tambahnya. (CSP).
182

