Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2020
P. 142

ditargetkan menjadi penerima bantuan dengan syarat WNI yang dibuktikan kepemilikan Nomor
              Induk  Kependudukan  (NIK),  terdaftar  sebagai  peserta  BPJS  Ketenagakerjaan  dan  aktif
              membayar  iman  sampai  Juni  2020,  mendapat  gaji/upah  di  bawah  Rps  juta  serta  memiliki
              rekening bank aktif.



              KPK:DATA PENERIMA BANTUAN UPAH DIPADANKAN DENGAN SPT PAJAK

              Komisi  Pemberantasan  Korupsi  (KPK)  meminta  agar  data  penerima  bantuan  pemerintah
              berbentuk  subsidi  upah sebanyak  Rp6oo  ribu dipadankan  dengan  data Surat  Pemberitahuan
              (SPT) Pajak. "Agar data valid, KPK menyarankan agar data harus dipadankan dengan SPT atau
              surat  pemberitahuan  tahunan  pajak,  apakah  benar  perusahaan  melaporkan  pajaknya  untuk
              pegawai yang upahnya di bawah Rp 5 juta per bulan,"ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata
              dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, di Gedung KPK,
              Jakarta, Rabu (9/9/2020)
              Program subsidi upah itu diluncurkan pada 27 Agustus 2020, yaitu bantuan senilai Rp2,4 juta
              untuk empat bulan bagi pekerja yang gajinya di bawah Rp 5 juta per bulan. Penyalurannya dibagi
              dua,  yaitu  Rp1,2  juta  untuk  dua  bulan  pertama,  dan  pencairan  selanjutnya  di  dua  bulan
              berikutnya juga senilai Rp1,2 juta. Terdapat 15,7 juta orang yang ditargetkan menjadi penerima
              bantuan dengan syarat WNI yang dibuktikan kepemilikan Nomor Induk Kependudukan (NIK),
              terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dan aktif membayar iman sampai Juni 2020,
              mendapat gaji/upah di bawah Rps juta serta memiliki rekening bank aktif.

              Selanjutnya, KPK juga meminta agar Kementerian Ketenagakerjaan memadankan data dari BPJS
              Ketenagakerjaan  dengan  Data  Terpadu  Kesejahteraan  Sosial  (DTKS)  Kementerian  Sosial.
              "Apakah  pegawai-pegawai  yang  menerima  ini,  juga  menerima  batuan  langsung  tunai  dari
              Kemensos. Kami sampaikan basis datanya berbeda karena Kemensos itu dari DTKS, sedangkan
              penerima bantuan upah dari BPJS Ketenagakerjaan. Kalau yang DTKS itu praktis tidak punya
              pekerjaan formal, sedangkan yang ada di BPJS Ketenagakerjaan tidak ada di DTKS, jadi kita
              pastikan tidak terima subsidi upah," ungkap Alexander.

              Namun, Alexander mengakui mungkin saja penerima subsidi upah juga menerima bansos dalam
              bentuk  lain.  "Tapi  apakah  terima  bansos  lain.  Bisa  saja,  karena  pemerintah  daerah  juga
              melakukan pendataan lewat RT atau RW bisa saja menerima misalnya bantuan beras, ini yang
              kami sampaikan agar jangan sampai ada  orang menerima bantuan berkali-kali dari berbagai
              sumber, tapi ada yang tidak menerima sama sekali, lagi-lagi ini soal data penerima bantuan,"
              ujar Alex.

              KPK, menurut Alex, juga mendukung subsidi upah yang dilakukan secara bertahap. Untuk batch
              1  sudah  disalurkan  subsidi  bagi  2,4  juta  pekerja  dan  untuk  batch  2  telah  tersalur  2,38  iuta
              pekerja, sedangkan batch 3 masih diverifikasi datanya. "Kami berharap bisa berjalan validasi
              terhadap data dan ini baru batch ke-2 dan mungkin rencana sampai akhir 15,7 juta pekerja itu
              betul-betul dipastikan berhak menerima subsidi upah sejumlah Rp600 ribu per bulannya,"kata
              Alexander.

              Sedangkan  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengatakan  bila  pemberi  kerja  tidak
              memberikan data sebenarnya, pemberi kerja akan dikenakan sanksi.

              Safari






                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147