Page 145 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2020
P. 145

PEMERINTAH RELAKSASI PEMBAYARAN IURAN BPJS KETENAGAKERJAAN

              -  Pemerintah  memberikan  kelonggaran  pembayaran  iuran  program  jaminan  sosial
              ketenagakerjaan  seiring  dampak  pandemi  Covid-19.  Kebijakan  tersebut  bertujuan  menjaga
              kelangsungan  usaha  sekaligus  tetap  memberikan  perlindungan  bagi  peserta  BPJS
              Ketenagakerjaan (BPJamsostek).

              "Supaya  perusahaan  dan  pekerja  bisa  terus  bertahan  hingga  ekonomi  nasional  pulih,"  ujar
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah kemarin (9/9). Kebijakan itu tertuang dalam Peraturan
              Pemerintah (PP) RI Nomor 49 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial
              Ketenagakerjaan Selama Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang
              terbit pekan lalu (31/8).

              Ida menjelaskan, ada tiga jenis pelonggaran iuran BPJS Ketenagakerjaan yang diatur melalui PP
              tersebut. Pertama, kelonggaran batas waktu iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK), iuran jaminan
              kematian (JKM), iuran jaminan hari tua (JHT), dan iuran jaminan pensiun (JP) setiap bulan. Iuran
              yang semula harus dibayar pada tanggal 15 diperpanjang menjadi tanggal 30 bulan berikutnya.
              Kedua, keringanan iuran JKK dan iuran JKM sebesar 99 persen dari kewajiban iuran setiap bulan.
              Lalu yang ketiga, penundaan pembayaran sebagian iuran JP sebesar 99 persen dari kewajiban
              setiap  bulan.  "Ketentuan  relaksasi  ini  dimulai  sejak  iuran  program  jaminan  sosial
              ketenagakerjaan bulan Agustus 2020 sampai Januari 2021," jelas Ida.

              Untuk memperoleh relaksasi, terang Ida, pasal 13 ayat (1) mensyaratkan bahwa pemberi kerja,
              peserta penerima upah, dan peserta bukan penerima upah yang mendaftar sebelum Agustus
              2020 diberi keringanan iuran JKK dan JKM setelah melunasi iuran tersebut sampai Juli 2020.
              "Dengan  adanya  penyesuaian  iuran  jaminan  sosial  ketenagakerjaan,  hak  peserta  untuk
              memperoleh  manfaat  jaminan  sosial  ketenagakerjaan  tetap  dilaksanakan  sesuai  ketentuan
              peraturan perundang-undangan," katanya.

              Sementara bagi pemberi kerja, peserta penerima upah, dan peserta bukan penerima upah yang
              telah  melunasi  iuran  JKK  dan  JKM  pada  Agustus  2020  atau  bulan  berikutnya  dan  terdapat
              kelebihan, kelebihan iuran tersebut diperhitungkan untuk pembayaran iuran JKK dan iuran JKM
              berikutnya. "Relaksasi iuran BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat memberikan ruang gerak
              lebih dalam bagi para pengusaha dalam mengalokasikan dana operasional perusahaan," ujarnya.

              Ida juga menyampaikan survei online LIPI, Badan Litbang Ketenagakerjaan, Kemenaker, serta
              Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang dilakukan selama
              periode 24 April 2020 sampai 2 Mei 2020. Survei menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 sangat
              memengaruhi aspek ketenagakerjaan di Indonesia.

              Melemahnya  perekonomian  dan  penurunan  produktivitas  akibat  Covid-19  sangat  berdampak
              terhadap pekerja dan pemberi kerja. Fenomena yang dialami pekerja/buruh dan pemberi kerja
              itu akan memengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban, yakni iuran program jaminan
              sosial ketenagakerjaan.

              Direktur  Utama  BPJS  Ketenagakerjaan  Agus  Susanto  menambahkan,  relaksasi  iuran  itu
              merupakan bentuk stimulus yang diberikan pemerintah kepada pemberi kerja dan melengkapi
              stimulus yang telah diberikan kepada pekerja melalui bantuan subsidi upah pekerja/buruh. "Kami
              menyambut baik dan siap menjalankan kebijakan pemerintah ini untuk menjaga iklim usaha
              tetap  tumbuh  di  tengah  kondisi  pandemi  dalam  kerangka  pemulihan  ekonomi  nasional,"
              ucapnya. "Relaksasi ini penting agar kita bisa terus menjalankan usaha dengan baik. Sebab,
              kalau pengusaha atau perusahaan bisa berjalan dengan baik, tentu bisa terhindar juga PHK atau
              bertambahnya pengangguran," imbuh Wakil Ketua Komite Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial
              Apindo Dipa Susila. Editor : Ilham Safutra  Reporter : tau/c9/fal   .



                                                           144
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150