Page 414 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 OKTOBER 2020
P. 414

"RUU  Cipta  Kerja  tetap  memberikan  ruang  bagi  serikat  pekerja/serikat  buruh  dalam
              memperjuangkan kepentingan anggotanya yang sedang mengalami proses PHK," ujarnya dalam
              keterangan resmi, Selasa (6/10/2020).

              Ida mengklaim pengaturan 'upah proses' bagi pekerja atau buruh saat PHK masih dalam proses
              penyelesaian  perselisihan  hubungan  industrial  sampai  adanya  putusan  pengadilan  yang
              berkekuatan hukum tetap (incraht).

              Menurut Ida, hal tersebut mengacu pada amanat putusan MK N0.37/PUU-IX/ 2011. "Kemudian
              dalam rangka memberikan jaminan sosial bagi pekerja/buruh yang mengalami PHK, RUU Cipta
              Kerja mengatur ketentuan mengenai program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)," paparnya.

              Ida mengungkap ada beberapa manfaat dari JKP. Pertama, uang tunai. Kedua, akses informasi
              pasar kerja. Ketiga, pelatihan kerja. "Apa manfaatnya JKP? JKP ini ini manfaatnya adalah berupa
              pemberian cash benefit kemudian vocational training dan akses penempatan pasar kerja," kata
              dia.
              Sebelumnya, pemerintah mengubah ketentuan uang penggantian hak bagi pekerja yang terkena
              PHK dalam Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja. Dalam Pasal 156 ayat (4)
              bagian  Ketenagakerjaan  RUU  Cipta  Kerja,  hanya  ada  dua  jenis  uang  penggantian  hak  yang
              diwajibkan kepada pengusaha.
              Pertama, uang pengganti cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur. Kedua, biaya atau
              ongkos  pulang  untuk  pekerja/buruh  dan  keluarganya  ke  tempat  dimana  mereka  diterima
              bekerja. Di luar itu, uang penggantian hak yang wajib diberikan kepada buruh masuk ke dalam
              kategori  'hal-hal  lain  yang  ditetapkan  dalam  perjanjian  kerja*  peraturan  perusahaan  atau
              perjanjian kerja bersama'.

              Sementara itu, dalam Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, ada tiga
              jenis uang penggantian hak yang wajib diterima bagi pekerja yang terkena PHK. Pertama, uang
              pengganti cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur. Kedua, uang pengganti biaya atau
              ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat di mana diterima bekerja.

              Ketiga,  uang  penggantian  perumahan  serta  pengobatan  dan  perawatan  yang  ditetapkan  15
              persen dari uang pesangon dan/atau 'uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat.
              Di  luar  itu,  ada  pula  uang  pengganti  yang  ditetapkan  dalam  perjanjian  kerja,  peraturan
              perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

              Arbi/Ant



























                                                           413
   409   410   411   412   413   414   415   416   417   418   419