Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 JULI 2021
P. 107

"Jadi kalau dia tidak bekerja di kantor tapi bekerja dari rumah itu jangan sampai diberhentikan,"
              ucap Luhut.
              Luhut yang merupakan Koordinator PPKM Darurat meminta para gubernur dan pihak kepolisian
              untuk turun ke lapangan dan melakukan pengecekan ke setiap industri yang masih beroperasi.

              Luhut  menyebut,  pada  hari  Senin  pertama  PPKM  diterapkan,  jalanan  Jabodetabek  masih
              dipenuhi oleh mobilisasi masyarakat. Tak hanya itu, KRL lintas Jabodetabek pun masih dipadati
              penumpang.

              Selain menimbulkan kemacaten, hal itu juga menyebabkan kerumunan.

              Oleh  karenanya,  ia  berpesan  agar  seluruh  perusahaan  di  wilayah  PPKM  Darurat  mematuhi
              ketentuan yang telah ditetapkan terkait pembatasan karyawan.

              "Saya juga berharap dalam konteks ini TNI Polri untuk tetap konsisten melakukan penyekatan
              dan kita harus mengimbau semua perusahaan juga untuk mematuhi ketentuan itu, karena ini
              merupakan kepentingan kita semua," kata Luhut.

              Untuk  diketahui,  PPKM Darurat  Jawa-Bali  berlaku  3-20  Juli  2021.  Selama  kebijakan  tersebut
              berlaku,  perkantoran  yang  bergerak  di  sektor  non-esensial  wajib  menerapkan  WFH  secara
              penuh.

              "100 persen work frome home untuk sektor non-esensial," demikian bunyi aturan PPKM darurat.

              Pada sektor esensial, karyawan yang boleh bekerja dari kantor atau work from office (WFO)
              maksimal 50 persen.

              Sektor  esensial  yang  dimaksud  meliputi  keuangan  dan  perbankan,  pasar  modal,  sistem
              pembayaran, teknologi informasi dan komunikasi, perhotelan non penanganan karantina Covid-
              19, serta industri orientasi ekspor.

              Sementara, pada sektor kritikal, WFO boleh dilakukan 100 persen dengan protokol kesehatan
              ketat.


              Cakupan sektor kritikal yakni energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri
              makanan, minuman, dan penunjangnya, petrokimia, semen, objek vital nasional, penanganan
              bencana,  proyek  strategis  nasional,  konstruksi  utilitas  dasar  (seperti  listrik  dan  air),  hingga
              industri pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari.



























                                                           106
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112