Page 81 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JULI 2021
P. 81

GUGATAN KONFEDERASI BURUH DITOLAK, MENAKER IDA MINTA SEMUA HORMATI
              PUTUSAN MK
              Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyambut baik putusan Mahkamah Konstitusi
              (MK) yang tidak menerima gugatan (Konfederasi) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia ((K)SBSI)
              karena tidak memiliki kedudukan hukum, dalam perkara 109/PUU-XVIII/2020 perihal Uji Materil
              Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan.

              "Alhamdulillah  MK  sudah  menyatakan  bahwa  pemohon  tidak  memiliki  kedudukan  hukum
              sehingga permohonan pemohon tidak dapat diterima," kata Menaker Ida Fauziyah dalam Siaran
              Pers Biro Humas di Jakarta, Rabu (1/7/2021).
              Menaker Ida berharap seluruh pihak menghormati atas apa yang telah menjadi putusan MK.
              "Sekarang saatnya kita menatap ke depan menyelesaikan pandemi COVID-19 dan membangun
              ketenagakerjaan lebih baik lagi," katanya.

              Sekjen Kemnaker, Anwar Sanusi, menilai logis putusan dari MK dalam perkara 109 yang diajukan
              oleh pemohon (K) SBSI. Putusan MK tersebut telah menunjukkan ketelitian dan objektifitas MK
              dalam memeriksa status kedudukan hukum pemohon Uji Materiil UU Cipta Kerja, khususnya
              Klaster Ketenagakerjaan.

              "Yang  bertindak  untuk  dan  atas  nama  organisasi  ya  memang  seharusnya  berpatokan  pada
              AD/ART organisasi tersebut," ucap Sekjen Anwar.

              Dalam Amar putusannya, Ketua MK Anwar Usman menyatakan permohonan (K)SBSI tidak dapat
              diterima. "Amar putusan, mengadili, menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima,"
              kata  Anwar  Usman  didampingi  delapan  hakim  konstitusi  lainnya,  saat  membacakan  amar
              Putusan Nomor 109/PUU-XVIII/2020 dalam persidangan yang digelar secara daring,.

              Menurut Mahkamah, pemohon tidak memiliki kedudukan hukum (persona standi in judicio) untuk
              mengajukan permohonan.

              "Karenanya, Mahkamah tidak mempertimbangkan pokok permohonan," kata Hakim Konstitusi
              Suhartoyo saat membacakan pertimbanganan hukum putusan.

              Mahkamah  dalam  pertimbangan  hukumnya  menyebutkan,  Pemohon  dalam  permohonannya
              menerangkan selaku Badan Hukum Perkumpulan yang telah tercatat di Suku Dinas Tenaga Kerja
              Jakarta Pusat dan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM. Pemohon dalam hal ini diwakili
              oleh  Prof.  Dr.  Muchtar  Pakpahan,  S.H.,  M.H.,  selaku  Ketua  Umum  DPP  (K)SBSI  dan  Vindra
              Whindalis  selaku  Sekretaris  Jenderal  berdasarkan  hasil  Kongres  ke-6  (K)SBSI.  Sebelum
              Mahkamah lebih lanjut mempertimbangkan kerugian konstitusional Pemohon, terlebih dahulu
              Mahkamah akan mempertimbangkan kapasitas Pemohon sebagai Badan Hukum Perkumpulan
              untuk mengajukan permohonan.

              Berdasarkan  Pasal  47  ayat  (2)  dan  ayat  (4)  Anggaran  Dasar  (K)SBSI  dan  Pasal  12  ayat  (7)
              Anggaran Rumah Tangga (K)SBSI menyatakan Ketua Umum berwenang bertindak untuk dan
              atas nama organisasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Kemudian Pasal 12 ayat (8)
              huruf a Anggaran Rumah Tangga (K)SBSI menyatakan Sekretaris Jenderal berwenang bertindak
              untuk dan atas nama organisasi terkait dengan administrasi organisasi baik kedalam maupun
              keluar organisasi.

              Dengan  demikian  yang  dapat  bertindak  untuk  mewakili  Badan  Hukum  Perkumpulan  (K)SBSI
              adalah Ketua Umum untuk mewakili organisasi secara umum dan Sekretaris Jenderal terbatas
              pada administrasi organisasi. "Oleh karena itu, dalam konteks permohonan pengujian undang-
              undang di MK, yang berwenang mengajukan permohonan secara absolut harus ketua umum,"
              kata Suhartoyo.
                                                           80
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86