Page 46 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 MEI 2021
P. 46

SANGATTA  -  Selama  lebih  dua  puluh  tahun,  terhitung  sejak  Kutai  Timur  berdiri,  banyak
              perusahaan yang berlaku sewenang-wenang terhadap buruh, karena tidak ada aturan daerah.
              Seperti diketahui, hingga saat ini perusahaan hanya mengatur kondisi internal sesuai aturan
              perusahaan. Tidak hanya itu, buruh juga menuntut poin lain, yakni penolakan omnibus law,
              perlindungan jaminan sosial pekerja, minimnya penerimaan tenaga kerja lokal serta pembayaran
              upah yang tidak relevan dan molor dari jadwal.

              Seperti  yang  diungkapkan  oleh  salah  satu  serikat,  yakni  Ketua  PPMI  Kutim  Nanang  Gufran.
              Menurutnya,  perda  mestinya  disahkan  sejak  lama.  Mengingat,  semua  peraturan  itu  dapat
              melindungi pekerja. "Kutim tidak punya Perda Ketenagakerjaan, padahal sudah diajukan sejak
              Lama. Ada perda saja belum tentu perusahaan taat, apa lagi tidak ada perda," ungkapnya.

              Senada, Ketua Harian SPKEP Kutim Hamka meminta agar anggaran tripartit dapat digaungkan
              kembali  di  kabupaten  ini.  Dia  juga  meminta  pemerintah  dapat  menekan  agar  perusahaan
              memiliki kantor cabang di Kutim. "Kalau ada masalah kami susah, karena perusahaan pasti bilang
              nunggu info dari Jakarta, itu tidak boleh. Mestinya mereka punya kantor di sini," tandasnya.

              Ketua KASB1 Kutim Andre, meminta agar pengawasan lebih memerhatikan 700 perusahaan yang
              berdiri  di  Kutim.  Begitu  pun  dengan  penyaluran  jaminan  sosial  kesehatan  maupun
              ketenagakerjaan.

              "Sekarang kami tanya mana anggaran ini, padahal kami selalu bayar pajak, setiap bulan dipotong
              tapi  kami  sebagai  buruh  tidak  menikmati.  BPJS  Kesehatan  banyak  ditemukan  PBI  dan  BPJS
              Ketenagakerjaan sulit dicairkan," tegas dia.

              Ketua  Bapemperda  DPRD  Kutim,  Agus  Riansyah  menyebut  perkembangan  raperda
              ketenagakerjaan  telah  diusulkan  sejak  dirinya  menjabat  sebagai  ketua.  "Maka  2021  ini  saya
              masukan lagi usulan itu untuk diprioritaskan menjadi perda inisiatif. Sebelumnya, memang sudah
              pernah diajukan tapi tidak pernah dilakukan pembahasan. Tapi, saat ini sudah berproses.

              Alhamdulillah," ujar politisi PKS ini.

              Menanggapi hal itu. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menegaskan bahwa pemerintah daerah
              sangat mendukung adanya Perda Ketenagakerjaan. "Kesimpulan saya mengenai regulasi wajib
              diselesaikan dalam perda. Saya mendukung sekali adanya perda. Perda inilah yang perlu dikaji
              lebih dalam muatannya. Termasuk sanksi yang tidak diatur di atas mesti dimuat," tegas orang
              nomor satu di kabupaten itu. (*/la/ind/kl5)

              caption:

              CARI SOLUSI: Sejumlah serikat buruh saat melaksanakan rapat dengar pendapat di kantor DPRD
              Kutim.





















                                                           45
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51