Page 23 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 SEPTEMBER 2019
P. 23
Ketenagakerjaan Sakdulloh, Dubes Agus Maftuh juga mendengar berbagai curahan
hati dan laporan dari beberapa penghuni terutama yang sudah berusia di atas 55
tahun.
Dubes Agus Maftuh dalam kesempatan itu merespon keinginan lebih 200-an WNI
yang kurang beruntung ini. "Sebelum saya mengakhiri tugas sebagai Dubes RI
sekaligus pelayan WNI di Saudi ini, saya akan berusaha memulangkan mbak-mbak
semua ke Indonesia," tegas Dubes Agus Maftuh yang sudah bertugas 3 tahun enam
bulan di Saudi.
Mendengar tekad Dubes yang dikenal sangat dekat dengan "wong cilik" tersebut,
para penghuni Ruhama secara bersamaan langsung mengucapkan "Aamiin".
Di rumah penampungan KBRI tersebut, Dubes Agus Maftuh juga menjenguk enam
WNI yang sedang sakit dan berjanji KBRI akan selalu peduli untuk membantu
pengobatan dan meringankan beban para WNI yang kurang beruntung ini.
Menurut Dubes Agus Maftuh, kebijakan moratorium pekerja migran Indonesia ke
Timur Tengah ternyata tidak mampu menutup lorong banjirnya para WNI yang
masuk ke Timur Tengah secara non-prosedural. Sehingga diperlukan sebuah
kebijakan yang komprehensif untuk menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan
ini mulai hulu sampai hilir.
Dubes Agus Maftuh juga memaparkan bahwa sehari-hari masih banyak ditemukan
banjirnya pekerja migran Indonesia ke Arab Saudi yang mendarat di 4 bandara
favorit, Riyadh, Jeddah, Madinah dan Damam dengan memakai visa ziarah
(kunjungan), visa syarikah (perusahaan) dan visa umroh yang kabur.
Semua pemakai visa ini tidak terdaftar di KBRI Riyadh atau pun KJRI Jeddah dan
baru ketahuan ketika mereka menghadapi masalah ketenagakerjaan ataupun
masalah hukum di Arab Saudi.
Meski berkeyakinan bahwa melayani WNI yang terkena masalah di Saudi adalah
suatu ibadah, namun Agus Maftuh berharap adanya "extraordinary effort" usaha
luar biasa dari semua pihak untuk mencari "solusi ideal" terhadap permasalahan
ketenagkerjaan sekaligus kemanusiaan ini.
Sumber: BeritaSatu.com
Page 22 of 75.