Page 71 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 FEBRUARI 2021
P. 71

TERKAIT UJI COBA SPSK, MIGRANT CARE SEBUT BELUM FOKUS PADA
              PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA
              JAKARTA - Migrant Care fokus menyoroti aspek perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI),
              pasca Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) berupaya membuka kembali penempatan PMI ke
              Arab Saudi melalui uji coba Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK).

              Migrant  Care  menyebut  kultur  sistem  Khafala  yang  berlaku  di  Arab  Saudi,  membuat  aspek
              perlindungan menjadi sangat rentan.

              "Kami mencermati sejak dulu, tren kasus (pelanggaran perlindungan PMI) Saudi sangat tinggi.
              Kasus kekerasan fisik maupun seksual, upah tidak dibayar, tidak sesuai kontrak kerja, hilang
              kontak, dipenjara, dituduh membunuh, dituduh punya sihir dan lain sebagainya. Ini dampak dari
              masih berlakunya sistim khafala di Arab yang kemudian (memang) mengarah pada eksploitasi,"
              ujar  Koordinator  Bantuan  Hukum  Migrant  Care,  Nur  Harsono  kepada  wartawan,  Selasa
              (23/2/2021).
              Menurut  Harsono,  beberapa  kali  Kemnaker  memang  melakukan  upaya  pembahasan  dengan
              perusahaan penempatan PMI maupun Pemerintah Arab Saudi.

              Hingga pada akhirnya, program SPSK pun ditawarkan sebagai solusi permasalahan tersebut.

              "Dari maraknya kasus PMI Saudi (terdahulu), pemerintah selayaknya bisa mengambil pelajaran.
              Sebagian besar pelaku penempatan yang telah ditunjuk oleh Ditjen Binapenta tersebut adalah
              mereka yang dahulu kuat memiliki relasi dengan para agen Saudi yang mensuplai PMI ke para
              pengguna," tuturnya.

              Harsono  pun  menegaskan  kebijakan  penempatan  PMI  tujuan  Arab  Saudi  ke  pihak  Swasta
              seharusnya diimbangi dengan jaminan perlindungan dari negara.
              Tujuannya supaya penempatan PMI terhindar dari praktek komoditisasi PMI yang merendahkan
              harkat dan martabat anak bangsa.

              Dengan demikian, kata dia, pemerintah seharusnya tidak boleh lengah dan harus mengantisipasi
              terjadinya permasalahan agar tidak terulang kembali.

              "Demi  menjamin  perlindungan  harkat  martabat  warga  negara  dan  bangsa,  Migrant  Care
              mengusulkan kepada Presiden Jokowi maupun Kemnaker untuk membuat bilateral agreement
              dengan  pemerintah  Saudi  Arabia,  untuk  membuat  kesepakatan  bersama  perlindungan
              penempatan PMI," tuturnya.

              Sebelumnya, Ketua Umum Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional (KAPTEN) Indonesia,
              Abdul Rauf Tera juga menduga terjadinya pelanggaran dalam program uji coba SPSK.

              Rauf menuding adanya praktik monopoli dalam penetapan 49 perusahaan yang terlibat dalam
              program SPSK ke Arab Saudi.















                                                           70
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76