Page 72 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 FEBRUARI 2021
P. 72
Judul Pengamat: Kalau Negara Tidak Mau Rugi, Jangan Investasi di Pasar
Modal
Nama Media kompas.com
Newstrend Dugaan Korupsi BPJS Ketenagakerjaan
Halaman/URL https://money.kompas.com/read/2021/02/23/170515126/pengamat-
kalau-negara-tidak-mau-rugi-jangan-investasi-di-pasar-modal
Jurnalis Yohana Artha Uly
Tanggal 2021-02-23 17:05:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
negative - Indra Safitri (Ketua Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal) Kalau ada kerugian
yang terjadi di saham, dalam kacamata hukum pasar modal itu kerugian yang terjadi pada
investor
negative - Indra Safitri (Ketua Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal) Jadi kalau negara yang
dipersonifikasikan dengan seolah-olah modal negara yang ada di dalam BUMN yang berinvestasi
di saham itu rugi, artinya itu dalam kacamata pasar modal itu kerugian investasi
negative - Indra Safitri (Ketua Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal) Kalau melihat investasi,
itu ada periodenya kapan dia untung, kapan dia rugi. Jadi ada namanya keseimbangan
negative - Indra Safitri (Ketua Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal) Tetapi kalau negara
tidak ingin rugi, ya mestinya negara enggak usah investasi di pasar modal. Mungkin ke investasi
yang kira-kira kerugiannya enggak ada
negative - Indra Safitri (Ketua Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal) Jadi harus dibuktikan
dulu secara hukum (pada BPJS Ketenagakerjaan) apakah ada perbuatan melawan hukum yang
menjadi penyebab kerugian investasi dengan mengunakan pranata hukum pasar modal
Ringkasan
Investasi di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Ketenagakerjaan (BPJS-TK) tidak sama
dengan Jiwasraya dan Asabri. Perbedaan investasi terlihat dari portofolio sahamnya. Pakar
ekonomi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Roy Sembel mengatakan, dugaan tindak pidana
atas penurunan nilai investasi (unrealized loss) BPJS-TK berbeda dengan kasus Jiwasraya dan
Asabri karena jika dilihat dari portofolio BPJS-TK berisi saham-saham LQ45, di mana unrealized
lossnya mengikuti kondisi naik dan turunnya pasar alias masih "inline". Sementara kalau
Jiwasraya unrealized loss karena berisi saham-saham gorengan yang naik turunnya sangat
volatile.
71