Page 401 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2020
P. 401

Said menerangkan pendaftaran gugatan itu dilakukan melalui daring dan loket resmi di Gedung
              MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. "Melalui online dan ke loket langsung, jadi tadi
              pagi begitu loket dibuka tim hukum kami [KSPI] langsung melakukan pendaftaran," kata Said.

              Said menerangkan hari ini KSPI hanya melakukan pendaftaran JR, tidak dibarengi unjuk rasa.
              "[Hari ini] enggak ada aksi. Nanti tanggal 9 [November] aksi di DPR dan tanggal 10 [November]
              di Kemenaker," kata dia.

              Sebelumnya, dalam keterangan pers-nya, Said mengatakan selain mengajukan gugatan ke MK,
              KSPI juga berencana kembali melakukan melanjutkan aksi unjuk rasa dan mogok kerja.

              Mereka juga masih menuntut DPR untuk segera melakukan legislative review atas terbitnya UU
              Cipta Kerja. "Kami juga melakukan kampanye atau sosialisasi tentang isi pasal UU Nomor 11
              tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  yang  merugikan  kaum  buruh  tanpa  melakukan  hoaks  atau
              disinformasi," ujarnya dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com pada Selasa pagi.

              Jokowi menandatangani UU Ciptaker pada Senin (2/11) siang, dan diberi nomor 11 tahun 2020.
              Naskah omnibus law sudah bisa diunduh di situs resmi Sekretariat Negara RI. UU Cipta Kerja
              mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat bahkan sejak fase pembahasannya.

              Setelah  disahkan,  UU  Cipta  Kerja  pun  sarat  kontroversi.  Misalnya,  soal  perbedaan  jumlah
              halaman naskah yang sempat menjadi perdebatan. Sejak disahkan dalam Rapat Paripurna DPR,
              Senin 5 Oktober, jumlah halaman naskah UU Cipta Kerja kerap berubah. Draf naskah UU yang
              dibahas dalam Rapat Paripurna diketahui hanya 905 halaman.

              Namun, selang beberapa hari, draf yang sudah final berjumlah 1.035 halaman. Jumlah halaman
              draf UU tersebut kembali berubah menjadi 812 halaman. Draf tersebut yang kemudian akhirnya
              diserahkan  DPR  ke  Sekretariat  Negara.  Setelah  draf  tersebut  berada  di  Setneg  lalu  diteken
              Jokowi, jumlah halaman kembali berubah dari 812 menjadi 1.187.

              (tst/dmr/kid).





































                                                           400
   396   397   398   399   400   401   402   403   404   405   406