Page 328 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 APRIL 2021
P. 328

DEPENAS SEBUT PENGUSAHA YANG BENAR TAAT REGULASI BAYAR THR

              Dewan  Pengupahan  Nasional  atau  Depenas  menegaskan  bahwa  pengusaha  wajib  mentaati
              regulasi  pemerintah,  khususnya  mengenai  pemberian  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  pada
              perayaan Idul Fitri 1442 Hijriyah/2021.

              “Pengusaha yang benar itu pengusaha yang taat kepada regulasi, taat kepada aturan yang ada.
              Kelonggaran  semacamnya  juga  sudah  difasilitasi,  saya  kira  tidak  ada  alasan  untuk  tidak
              dilaksanakan,” kata Wakil Ketua Depenas, Adi Mahfudz Wuhadji dalam diskusi daring FMB 9 di
              Jakarta, Senin 26 April 2021.

              Adi yang juga Ketua Bidang Organisasi dan Pemberdayaan Daerah Asosiasi Pengusaha Indonesia
              (APINDO) ini mengatakan keputusan Menteri Ketenagakerjaan untuk menerbitkan Surat Edaran
              mengenai pembayaran THR secara penuh pada Lebaran 2021 telah dikomunikasikan terlebih
              dahulu dengan stakeholder terkait. Sehingga, tidak ada alasan untuk tak membayarkan THR.

              “Regulasi  harus  ditegakkan,  tidak  boleh  abu-abu.  Yang  penting  juga  sudah  dikomunikasikan
              dengan  kami  dengan  informasi  yang  cukup  jelas.  Saya  kira  pendekatan  yang  disampaikan
              Menaker  sudah  tepat,  bagi  pengusaha  yang  mampu  tidak  ada  alasan  apapun  untuk  tidak
              dibayarkan,” ujar Adi.

              Ia juga menyampaikan pada prinsipnya seluruh pengusaha sepakat THR merupakan hak pekerja
              yang harus dibayarkan. THR juga sebagai bentuk memacu produktivitas pekerja dan bentuk rasa
              syukur pengusaha dalam keberlangsungan usahanya. Namun, Adi mengakui dan tidak dapat
              dipungkiri  bahwa  sejumlah  sektor  masih  belum  bangkit  dari  keterpurukan  akibat  pandemi
              COVID-19. Oleh karena itu, ia meminta perusahaan mengedepankan dialog dengan pekerja guna
              menemukan solusi yang ideal mengenai pembayaran THR.

              “Bagi yang tidak mampu membayar tepat waktu sebaiknya kedepankan dialog. Bagi yang sama
              sekali tidak mampu, seyogyanya ada kesepakatan bersama,” ujar Adi.
              Sedangkan, Menteri Ketenagakaerjaan Ida Fauziyah mengatakan kewajiban pengusaha untuk
              membayarkan  THR  pekerja  atau  buruh  secara  penuh,  telah  mempertimbangkan  kondisi
              perekonomian dan telah dikomunikasikan dengan stakeholder terkait.

              “Pelaksanaan THR tahun ini sudah mempertimbangkan kondisi perekonomian kita. Pemerintah
              sudah  memberikan  banyak  insentif,  stimulus  kepada  dunia  usaha  dan  sebelum  saya
              mengeluarkan surat edaran ini kami telah melakukan diskusi dengan stakeholder yang ada,” ujar
              Ida.

              Adapun,  Menaker  telah  menerbitkan  aturan  mengenai  pemberian  THR  untuk  Lebaran  2021
              melalui  Surat  Edaran  (SE)  Nomor  M/6/HK.04/IV/2021  tentang  Pelaksanaan  Pemberian
              Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh Di Perusahaan. Berdasarkan
              SE tersebut, THR wajib dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.
              Sedangkan bagi perusahaan yang masih terdampak COVID-19 dan tidak mampu membayar THR
              seperti waktu yang ditentukan, diminta untuk melakukan dialog secara kekeluargaan dan itikad
              baik dan membuat kesepakatan secara tertulis dengan batas waktu pembayaran THR tersebut
              dan diberi kelonggaran hingga H-1 Lebaran.
              Ketidakmampuan  membayar  THR  dibuktikan  dengan  laporan  keuangan  internal  perusahaan
              secara transparan dan dilaporkan kepada Dinas Ketenagakerjaan setempat paling lambat tujuh
              hari sebelum hari raya keagamaan.




                                                           327
   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333