Page 50 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 DESEMBER 2018
P. 50

Indonesia  Bidang  Ketenagakerjaan  dan  Hubungan  Industrial  Anton  J.  Supit  juga
               membenarkan, tak semua kasus PHK dilaporkan kepada pemerintah.

               Menurutnya,  tindakan  PHK  yang  terjadi  selama  ini  dilakukan  dengan  cara
               pemberhentian secara baik-baik atas dasar persetujuan bersama antara perusahaan
               dan pekerja, dengan tetap memenuhi semua ketentuan perundang-undangan.

               "Sering  kali  [alasan  perusahaan  melakukan  PHK  adalah]  karena  alasan  efisiensi.
               Namun,  pekerja  yang  keluar  ini  tidak  dicarikan  pengganti  [pekerjaan]  tetapi
               produktivitasnya tetap di pertahankan," ujarnya.

               Oleh  karena  itu,  dia  menegaskan,  dibutuhkan  peran  pemerintah  dan  para  pelaku
               usaha untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi 2,5 juta angkatan kerja
               baru setiap tahunnya.

               "Ini penting untuk dilakukan agar mengurangi jumlah pengangguran akibat PHK."

               Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh  Indonesia (OPSI) Timboel Siregar
               menambahkan,  pihaknya  meragukan  data  penurunan  jumlah  tenaga  kerja  korban
               PHK yang dilansir Kemenaker pada tahun ini.

               Terlebih lagi, sebutnya, tahun ini adalah tahun yang berat bagi pelaku industri seiring
               dengan gejolak nilai tukar rupiah dan kondisi ekonomi yang tak menentu. Akibatnya,
               dia meyakini kasus PHK sebenarnya masih banyak terjadi.

               "Proses PHK ada yang selesai di tingkat bipartit, mediasi, atau berakhir sebagai kasus
               perselisihan hubungan industrial [PHI] dan Mahkamah Agung [MA]. Saya nilai, kasus
               PHK yang diproses secara bipartit biasanya luput terdata [oleh Kemenaker]. Demikian
               juga  di  tingkat  PHI  dan  MA  juga  sering  luput  dari  pendataan  di  Dinas
               Ketenagakerjaan," tuturnya.

               Sepanjang  tahun  ini,  OPSI  telah  menangani  sebanyak  150  kasus  pekerja  yang
               terkena PHK. Angka ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya
               mencapai 120 kasus PHK.

               "Selain itu, data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan [BPJS-TK]
               dari Januari sampai dengan Oktober tahun ini menunjukkan, jumlah tenaga kerja yang
               [mencairkan]  klaim  jaminan  hari  tua  mencapai  1,6  juta  orang.  Sebanyak  480.000
               orang di antaranya merupakan korban PHK," ucap Timboel.

               Sebelumnya,  DPR  RI  juga  mendesak  Kemenaker  untuk  segera  menyelesaikan
               rancangan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (permenaker) tentang Jaminan Sosial
               bagi Pekerja Migran Indonesia pada tahun ini.

               Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf mengatakan, permenaker tersebut mendesak
               untuk segera diterbitkan agar pelayanan jaminan sosial ke pekerja menjadi optimal.



                                                       Page 49 of 66.
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55