Page 40 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 DESEMBER 2020
P. 40

MENAKER: UU CIPTA KERJA MUNGKINKAN KELOLA 12 JUTA PENGANGGURAN

              Pemerintah melalui Kemnaker memberikan perhatian khusus terhadap 3 sasaran penting yang
              menjadi fokus dalam penerapan UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 tentang tenaga kerja
              yang  belum  bekerja,  pekerja/buruh  yang  saat  ini  sedang  bekerja,  serta  pekerja/buruh  yang
              mengalami pemutusan hubungan kerja.

              Hal tersebut diungkapkan, Menaker Ida Fauziyah, dalam acara Tri Hita Karana Forum Dialogue
              "Indonesia  Omnibus  Law  For  A  Better  Business  Better  World"  yang  dihadiri  Kamar  Dagang
              Internasional  (International  Chamber  of  Commerce/ICC),  The  United  Nation  of  Sustainable
              Development Solutions Network (UN SDSN), United in Diversity Foundation (UID Foundation),
              Kamar Dagang Indonesia (KADIN), dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

              "Undang-Undang Cipta Kerja merupakan langkah besar bangsa Indonesia untuk memperbaiki
              ekosistem  investasi  dan  ketenagakerjaan  guna  mencapai  tujuan  negara  Indonesia  yang
              produktif,  berdaya  saing,  adaptif  dan  inovatif  serta  dapat  keluar  dari  jebakan  negara  yang
              berpenghasilan menengah," kata Menaker Ida di Jakarta pada hari Senin, 30 November 2020.

              Menaker  Ida  mengatakan,  langkah  penciptakan  lapangan  pekerjaan  dan  memberikan
              kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi tenaga kerja yang belum bekerja dilakukan dengan
              cara menarik investasi, baik melalui investasi dalam negeri maupun luar negeri.
              "Kami  menyadari  semakin  banyak  investasi  yang  ditanamkan,  maka  semakin  banyak  pula
              peluang kerja yang terbuka. Oleh sebab itu diharapkan investasi yang masuk adalah investasi
              yang  mampu  menyerap  banyak  tenaga  kerja  yang  belum  bekerja,"  kata  Menaker  Ida.
              Sebagaimana  dikutip  mantrasukabumi.com  dari  laman  kemnaker.go.id,  Senin,  30  November
              2020.

              Hal ini, kata Menaker Ida, penting untuk memecahkan persoalan pengangguran di Indonesia,
              dimana  saat  ini  berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik  per  Agustus  2020  tercatat  angka
              pengangguran mencapai 9,7 juta orang. Itupun masih ditambah setiap tahunnya terdapat 2 -
              2,5 juta angkatan kerja baru.

              Terkait  pekerja/buruh  yang  saat  ini  sedang  bekerja,  Menaker  Ida  mengatakan,  adanya
              perubahan bentuk-bentuk pekerjaan yang baru dan perkembangan tuntutan dunia kerja yang
              lebih fleksibel, perlu diimbangi dengan adanya perlindungan yang lebih baik bagi pekerja/buruh.

              "Misalnya soal perubahan ketentuan mengenai perjanjian kerja waktu tertentu, dimaksudkan
              untuk memberikan kepastian hukum bagi kedua belah pihak melalui penegasan bahwa pekerja
              kontrak hanya dapat dipekerjakan pada pekerjaan yang sifatnya sementara atau tidak tetap.
              Jangka waktu penggunaan pekerja kontrak ini akan diatur dalam Peraturan Pemerintah, "kata
              Menaker Ida.

              Upaya  perlindungan  pun  dilakukan  untuk  mengatur  ketentuan  alih  daya  (outsourcing),
              perlindungan sistem pengupahan bagi pekerja serta perubahan ketentuan dalam waktu kerja
              dan  waktu  istirahat  serta  waktu  kerja  lembur  yang  dimaksudkan  selain  untuk  meningkatkan
              produktivitas, juga agar pekerja/buruh yang bekerja kurang atau lebih dari waktu kerja standar,
              dapat terlindungi.

              Pemerintah  juga  memberikan  perhartian  khusus  bagi  pekerja/buruh  yang  mengalami  PHK.
              Perubahan  ketentuan  mengenai  mekanisme  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  bagi  pekerja
              tetap,  di  satu  sisi  untuk  memberikan  perlindungan  bagi  pekerja/buruh  agar  tidak  terjadi
              pemutusan hubungan kerja secara sewenang-wenang oleh pengusaha. Di sisi lain bagi kedua
              belah pihak, PHK tersebut tidak selalu harus menjadi objek yang diperselisihkan.

              (E-4).
                                                           39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45