Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 DESEMBER 2020
P. 35

MENAKER JELASKAN 3 SASARAN PENTING DI UU CIPTA KERJA

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus
              terhadap 3 sasaran penting yang menjadi fokus dalam penerapan Undang-Undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Ketiga sasaran tersebut yaitu tenaga kerja yang belum bekerja,
              pekerja/buruh yang saat ini sedang bekerja, serta pekerja/buruh yang mengalami pemutusan
              hubungan kerja.

              Hal itu ia ungkapkan dalam acara Tri Hita Karana Forum Dialogue 'Indonesia Omnibus Law For
              A  Better  Business  Better  World'  yang  dihadiri  Kamar  Dagang  Internasional  (International
              Chamber of Commerce/ICC), The United Nation of Sustainable Development Solutions Network
              (UN SDSN), United in Diversity Foundation (UID Foundation), Kamar Dagang Indonesia (KADIN),
              dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

              "Undang-Undang Cipta Kerja merupakan langkah besar bangsa Indonesia untuk memperbaiki
              ekosistem  investasi  dan  ketenagakerjaan  guna  mencapai  tujuan  negara  Indonesia  yang
              produktif,  berdaya  saing,  adaptif  dan  inovatif  serta  dapat  keluar  dari  jebakan  negara  yang
              berpenghasilan menengah," kata Ida dalam keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).

              Ida mengatakan langkah penciptaan lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan kerja
              yang  seluas-luasnya  bagi  tenaga  kerja  yang  belum  bekerja  dilakukan  dengan  cara  menarik
              investasi, baik melalui investasi dalam negeri maupun luar negeri.

              "Kami  menyadari  semakin  banyak  investasi  yang  ditanamkan,  maka  semakin  banyak  pula
              peluang kerja yang terbuka. Oleh sebab itu diharapkan investasi yang masuk adalah investasi
              yang mampu menyerap banyak tenaga kerja yang belum bekerja," kata dia.

              Hal ini, lanjutnya, penting untuk memecahkan persoalan pengangguran di Indonesia. Saat ini
              berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik  per  Agustus  2020  tercatat  angka  pengangguran
              mencapai 9,7 juta orang. Itu pun masih ditambah setiap tahunnya terdapat 2 - 2,5 juta angkatan
              kerja baru.

              Terkait pekerja/buruh yang saat ini sedang bekerja, Ida mengatakan adanya perubahan bentuk-
              bentuk pekerjaan yang baru dan perkembangan tuntutan dunia kerja yang lebih fleksibel, perlu
              diimbangi dengan adanya perlindungan yang lebih baik bagi pekerja/buruh.
              "Misalnya soal perubahan ketentuan mengenai perjanjian kerja waktu tertentu, dimaksudkan
              untuk memberikan kepastian hukum bagi kedua belah pihak melalui penegasan bahwa pekerja
              kontrak hanya dapat dipekerjakan pada pekerjaan yang sifatnya sementara atau tidak tetap.
              Jangka  waktu  penggunaan  pekerja  kontrak  ini  akan  diatur  dalam  Peraturan  Pemerintah,"
              tuturnya.

              Upaya  perlindungan  pun  dilakukan  untuk  mengatur  ketentuan  alih  daya  (outsourcing),
              perlindungan sistem pengupahan bagi pekerja serta perubahan ketentuan dalam waktu kerja
              dan waktu istirahat serta waktu kerja lembur yang dimaksudkan. Selain untuk meningkatkan
              produktivitas, upaya tersebut juga dilakukan agar pekerja/buruh yang bekerja kurang atau lebih
              dari waktu kerja standar, dapat terlindungi.


              Ida  menambahkan  pemerintah  juga  memberikan  perhatian  khusus  bagi  pekerja/buruh  yang
              mengalami PHK. Perubahan ketentuan mengenai mekanisme pemutusan hubungan kerja (PHK)
              bagi pekerja tetap, di satu sisi untuk memberikan perlindungan bagi pekerja/buruh agar tidak
              terjadi pemutusan hubungan kerja secara sewenang-wenang oleh pengusaha. Di sisi lain bagi
              kedua belah pihak, PHK tersebut tidak selalu harus menjadi objek yang diperselisihkan.

              Terkait  dengan  perubahan  ketentuan  besaran  kompensasi  PHK,  dimaksudkan  agar
              pekerja/buruh mendapatkan kompensasi PHK yang lebih realistis. Selain itu untuk memberikan
                                                           34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40