Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 MARET 2021
P. 133

Ketika meraih gelar doktor hukum di Universitas Indonesia (UI) pada 1993, ia terpaksa harus
              berurusan dengan hukum.
              Hal itu lantaran disertasinya yang berjudul "Pelaksanaan Tugas dan Hak DPR Masa Kerja 1982-
              1987".

              Inti dari disertasi itu adalah pemerintahan Orde Baru melanggar Undang-Undang Dasar (UUD)
              1945.

              Dilansir  dari  dokumentasi  Harian  Kompas,  dalam  disertasi  itu,  Muchtar  Pakpahan  menyorot
              sistem politik dan hukum, tata tertib DPR, dan kondisi anggota DPR.

              Muchtar Pakpahan juga mengkritik budaya politik yang ada tidak mendukung demokratisasi,
              justru menghambatnya.

              "Kepentingan  rakyat  seperti  tercermin  dalam  kasus  nyata  masalah  tanah  atau  buruh,  tidak
              terartikulasikan efektif oleh DPR," kata Muchtar Pakpahan saat mempertahankan disertasinya.

              "Akibatnya  munculah  pelbagai  media  baru  LSM  (lembaga  swadaya  masyarakat)  yang
              berhubungan erat dengan lembaga sosial dan hak asasi di luar negeri." "Karena aspirasi rakyat
              baru  terartikulasikan  dan  diperhatikan  begitu  muncul  campur  tangan  dan  tekanan  dari  luar
              negeri," kata Muchtar Pakpahan .

              Dua hari setelah menerbitkan disertasi itu, pria yang biasa disapa Bang Muchtar ini dibawa ke
              Badan Intelijen ABRI (BIA).

              Ia diminta mengubah isi disertasi karena dianggap membahayakan keselamatan negara.

              Upah  Nominal  Buruh  Tani  Masih  Jauh  di  Bawah  Kuli  Bangunan  Pada  Januari  1994,  Muchtar
              Pakpahan kemudian ditahan di Semarang, Agustus 1994 dan bebas pada Mei 1995.

              Disertasi itu kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul DPR RI Semasa Orde Baru (1994).

              Namun, Muhctar Pakpahan kembali mendekam penjara pada 1996 di LP Cipinang.

              Ia keluar-masuk penjara akibat rangkaian disertasi yang selanjutnya terbit buku "Potret Negara
              Indonesia", yang isinya diperlukan reformasi sebagai alternatif revolusi.

              Saat  itu,  Muchtar  Pakpahan  terancam  hukuman  mati  karena  melakukan  subversi  terhadap
              Presiden Soeharto.

              Ketika Muchtar Pakpahan di penjara, lagu-lagu perjuangan dan lagu rohani tercipta dan hingga
              kini masih didendangkan.

              Total ada 25 lagu ciptaan Muchtar.

              Setelah  mengakhiri  kebersamaan  dengan  SBSI,  ia  kemudian  mendirikan  Partai  Buruh  Sosial
              Demokrat pada 2003.

              Muchtar Pakpahan pun didapuk menjadi ketua umum.

              Muchtar  Pakpahan  mendirikan  partai  ini  tak  lepas  dari  kekecewaannya  terhadap  teman-
              temannya yang duduk di DPR RI karena menyetujui outsourcing dan kontrak dimasukkan dalam
              UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Ketika menjadi Ketua Umum PBSD, ia harus meninggalkan beberapa jabatan lainnya.




                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138