Page 13 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JUNI 2020
P. 13
DI tengah munculnya gelombang protes warga Kendari atas datangnya ratusan buruh China,
pihak China justru mengeluarkan pernyataan yang benar-benar kurang ajar. Mereka berani
meremehkan pekerja lokal kita. Negeri Tirai Bambu itu menyebut, pekerja lokal Indonesia
kurang terampil. Makanya, wajar kalau gajinya lebih rendah dari pekerja mereka.
Sikap meremehkan itu keluar dari mulut Konselor Bidang Ekonomi dan Bisnis Kedubes China
untuk Indonesia Wang Liping, saat video teleconferenee bersama wartawan, Rabu, (24/6).
"Pekerja Tiongkok kebanyakan merupakan pekerja terampil dan manajemen teknis. Sementara
pekerja lokal kebanyakan kurang terampil dan cuma pekerja biasa. Maka, gaji pekerja Tiongkok
lebih tinggi," ujar Wang menjelaskan alasan perbedaan gaji antara pekerja asal negaranya
dengan pekerja lokal.
Wang mengklaim, perusahaan China di Indonesia mencoba terlebih dahulu untuk mencari
pekerja lokal pada tiap proyek kerja sama.
"Kalau kurang SDM dan tidak bisa memenuhi kebutuhan perusahaan, baru didatangkan pekerja
Tiongkok" imbuhnya.
Dia pun meminta pekerja lokal tak perlu khawatir. Dia memastikan, pekerja China akan
melakukan transfer teknologi saat bekerja di sini. Dengan begitu, pekerja lokal bisa
mendapatkan keterampilan tambahan. Ujungnya, pekerja lokal bisa juga mendapatkan gaji yang
besar sesuai kompetensinya.
"Dengan upaya transfer teknologi, pekerja Indonesia akan mendapat keterampilan kuat dan
bisa mendapat gaji lebih besar," tuturnya.
Wang juga mengklaim, kontrak yang diberikan untuk para pekerja China cenderung pendek.
Khususnya, yang mengatasi masalah teknis. Sementara, yang menetap lama adalah pekerja
yang mentransfer teknologi.
"Kalau transfer teknologi selesai dan proyek stabil, mereka akan pulang," tandasnya.
Tiga pekan lalu, Wang juga sempat mengungkapkan perbedaan gaji antara pekerja China
dengan pekerja lokal. Wang menyebutkan, pekerja China bisa digaji 30 ribu dolar AS per tahun
di Indonesia atau setara Rp 427 juta. Ini di luar biaya penerbangan internasional dan akomodasi
yang ditanggung perusahaan.
Sementara itu, pekerja lokal cuma digaji 10 persennya. Sama seperti pernyataannya Rabu
kemarin, Wang menjelaskan, perbedaan gaji itu disebabkan perbedaan kompetensi.
TKA asal China, katanya, kebanyakan menduduki jabatan manajerial selain tenaga ahli dan
terampil. Hal itu karena Indonesia dinilai belum mampu menyediakan tenaga kerja terampil
yang dibutuhkan perusahaan terkait. Dengan demikian, meski biayanya tinggi investor China
memutuskan mengambil tenaga terampil dari negaranya.
Pernyataan Wang itu dianggap menghina dan merendahkan martabat pekerja lokal. Ekonom
senior Rizal Rami i terlihat amat jengkel dengan pernyataan itu. "Pernyataan ini tidak
sepenuhmya benar dan agak kurang ajar dari seorang Dubes. Kok segitu beraninya?" ucapnya
di akun Twitter @RamliRizal.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga tampak kesal. "Tak pakai diplomasi, suara
dari Kedubes RRC ini sangat merendahkan pekerja Indonesia," cuit Fadli lewat akun @ fadli zon
di Twitter.
12