Page 99 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JUNI 2021
P. 99

Tak hanya itu, keranda mayat itu pun digotong dan lalu diletakkan di depan pintu masuk DPRD
              Kota Malang dan depan Kantor Balai Kota Malang.Seperti diketahui, nekat kaburnya 5 buruh
              migran itu adalah bentuk upaya mereka menyelamatkan diri dari situasi buruk dalam asrama.

              ''Namun, hal ini tidak ditangkap Wali Kota. Malah justru berjabat tangan mesra. Pernyataan yang
              dilontarkan justru terkesan membela PT CKS yang padahal track record di kasus ketenagakerjaan
              sudah banyak terjadi,'' terang Media Center SBMI Malang, Dian Nuriati di sela aksi.

              Padahal yang harus dibela adalah pahlawan devisa yakni buruh migran. Bukan PT penyalur kerja
              buruh migrannya. Terlebih, lanjut dia, temuan BP2MI juga sudah jelas, ada banyak pelanggaran
              disana. Lalu, dari Disnaker sendiri juga bilang izin di BLK-LN ini tidak lengkap.
              Pelanggaran dalam hal ini yang mayoritas disoroti adalah kasus overcharging. Dimana buruh
              migran harus membayar ganti rugi jasa penempatan kerja di luar negeri dengan biaya 2-3 kali
              lipat dari peraturan yang ada di UU Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja Migran
              Indonesia (PPMI).
              ''Itu adalah pemerasan, eksploitasi yang seolah terus dibiarkan dan tidak terselesaikan sampai
              sekarang,'' tegas dia.

              Tak sepakat soal hal ini, SBMI sendiri bahkan sudah menyurati anggota dewan secara terbuka
              untuk menggelar hearing membahas hal inI. Namun surat Hearing terbuka yang ditujukan ke
              Komisi D itu tak digubris.

              ''Melihat hal itu kita heran, ada apa? Apa ada upeti sampe segitunya sikap pemerintah? Malah
              justru mendiskreditkan buruh migran, seolah-olah mereka kabur karen diprovokasi pihak luar.
              Kan aneh,'' tuturnya heran.


              Dari aksi ini diharapkan ada langkah proaktif dari Wali Kota Malang dan juga DPRD Kota Malang
              untuk  ikut  mengawal  pengusutan  kasus  ini.  Dari  pihak  polisi,  kata  dia  juga  masih  terus
              menyelidiki kasus ini.

              ''Tapi  kami  melihat  sudah  mulai  menggantung  kasus  ini.  Kami  mendesak  Wali  Kota  Malang
              mengusut tuntas kasus ini. Buktikan bahwa Pemkot Malang dan DPRD berpihak pada rakyat,''
              harapnya.

              Selain itu, mereka juga menuntut Wali Kota untuk menggelar debat publik terkait nasib buruh
              pekerja migran selama ini. Sebagai bentuk pemimpin yang membela kepentingan rakyat kecil.
              Sementara itu Wali Kota Malang Sutiaji angkat bicara usai dihadiahi keranda mayat pada aksi
              solidaritas  oleh  aktivis  buruh  migran  yang  tergabung  dalam  Serikar  Buruh  Migran  Indonesia
              (SBMI) Malang Raya, Selasa (29/6/2021).

              Dihadapan massa aksi, secara prinsip, orang nomor satu di Kota Malang ini berkomitmen untuk
              menutup izin operasional PJTKI ini jika memang terbukti ada pelanggaran. Dia menegaskan,
              dirinya tidak ada tendensi dan kepentingan apa-apa.

              ''Apa yang saya katakan hari pertama itu formalitas saja. Soal izin, memang sudah legal, resmi.
              Saya tanya prosentase charge, ditunjukkan dokumennya juga 20 persen,'' jelasnya pada massa
              aksi.

              ''Tapi kalau memang ada temuan baru lagi, seperti kasus pelanggaran ke calon buruh migran ini
              misal, ya kenapa tidak. Saya bisa tutup. Soal itu bukan domain kami, memang masih diselidiki
              kepolisian,'' tambahnya.





                                                           98
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104