Page 105 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 DESEMBER 2021
P. 105

BISNIS KIRIM TKI ILEGAL KE TIMUR TENGAH, PASUTRI DI TANGERANG DIBUI

              Pasangan suami istri (pasutri) asal Lavon, Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten
              Tangerang,  inisal  AM  dan  UA,  ditangkap  Polres  Kota  Tangerang  lantaran  melakukan  Tindak
              Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Mereka mengirim sejumlah orang untuk menjadi Tenaga
              Kerja Indonesia ( TKI ) ke wilayah Timur Tengah secara ilegal.

              Kapolres  Kota  Tangerang  Kombes  Wahyu  Sri  Bintoro  mengatakan,  kasus  itu  terungkap  saat
              pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat setempat, soal aktivitas mencurigakan di salah
              satu rumah.

              Lalu, petugas pun melakukan penyelidikan lebih lanjut dan mendapati adanya bisnis pengiriman
              TKI ilegal dari rumah tersebut.

              "Saat kami gerebek, ada 6 orang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan di dalam rumah. Di
              mana, mereka calon TKI dan kita amankan juga dua tersangka, yang merupakan sepasangan
              suami istri," kata Wahyu, di Mapolresta Tangerang, Rabu (15/12/2021).

              Bisnis ilegal ini sudah berjalan selama satu tahun, dengan total 50 orang yang dikirim sebagai
              TKI.

              "Sasaran negaranya ada ke Turki, Dubai, Qatar hingga Arab Saudi. Dari bisnis yang sudah dijalani
              selama 1 tahun ini, mereka dapat keuntungan sekitar Rp 30 juta per bulan, dengan pengiriman
              sekitar 3 sampai 4 orang per bulannya," ujar Wahyu.
              Untuk melancarkan aksinya, para pelaku menggunakan modus menjanjikan upah yang besar
              dengan kisaran Rp 16 juta per bulannya.

              "Mereka diimingi gaji yang besar, mau itu pekerjaan buruh atau asisten rumah tangga, dengan
              gaji yang didapat Rp 16 juta per bulan," kata Wahyu.

              Setelah tergiur, para pelaku akan meminta uang Rp 30 juta kepada setiap korban. Uang itu
              disebut akan digunakan untuk mengurus visa, paspor, pemberian suntik vaksin, hingga tiket
              pesawat.

              Pada proses pengiriman calon TKI, tersangka pun akan berkoordinasi dengan agen lainnya di
              luar negeri. Di sana, agen tersebut akan menyalurkan para korban ke tempat bekerja.
              "Mereka ada koordinasi dengan pihak luar negeri. Untuk urusan ini akan dilakukan oleh tersangka
              dengan  inisial  UA.  Sementara,  AM  bertugas  mengurus  para  TKI,  baik  dari  surat  adminitrasi
              hingga, mengantar mereka ke bandara," ungkap Wahyu.

              Pengalaman kerja AM sebagai Avsec (Aviation Security) di Bandara Soetta membuat bisnisnya
              berjalan lancar, karena ia mengetahui sistem pengiriman orang sebagai TKI.

              "Suaminya (AM) ini pernah kerja jadi avsec, dan istrinya UA, pernah jadi TKI. Dan dalam kasus
              ini, kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Wahyu.

              Kasus ini pun membuat para tersangka dijerat dengan Pasal 81 juncto 69 UU No 18 Tahun 2017
              Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dengan ancaman hukuman penjara 10 Tahun
              atau denda Rp15 miliar. Dan atau Pasal 4 dan Pasal 10 UU 21 Tahun 2007 Tentang TPPO (Tindak
              Pidana Perdagangan Orang) dengan ancaman 15 Tahun dan atau denda Rp 600 juta.





                                                           104
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110