Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 SEPTEMBER 2020
P. 26

guna  menghasilkan  output  (produktivitas)  dalam  keseimbangan  yang  harmonis  antar  pilar
              keberlanjutan meliputi lingkungan lestari, ekonomi unggul, sosial inklusif, dan tata kelola baik,
              untuk saat ini maupun menjawab tantangan masa depan.



              RUU CIPTA KERJA PERLU JAMIN TERCAPAINYA DAYA SAING DAERAH
              BERKELANJUTAN

              Perumusan  Rancangan  Undang-undang  Cipta  Kerja  atau  Onmibus  Law  diharapkan  memberi
              mang pada kewenangan daerah dalam mengembangkan potensinya dengan berbagai inisiatif
              inovasi. Di mana, daerah perlu diberikan kebebasan dalam menavigasi arah pembangunan yang
              berbasis potensi dan daya saingnya.


              Oleh karena itu, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD),
              Robert Na Endi Jaweng, mengatakan, RUU Cipta Kerja perlu menjamin tercapainya daya saing
              daerah berkelanjutan, serta optimalisasi sumber daya daerah melalui inovasi dan efisiensi input
              guna  menghasilkan  output  (produktivitas)  dalam  keseimbangan  yang  harmonis  antar  pilar
              keberlanjutan meliputi lingkungan lestari, ekonomi unggul, sosial inklusif, dan tata kelola baik,
              untuk saat ini maupun menjawab tantangan masa depan.

              Selama  ini  persepsi  bahwa  pembangunan  yang  baik  adalah  yang  meningkatkan  pendapatan
              daerah, sedangkan. praktik keberlanjutan dirasakan sebagai beban tambahan yang menghambat
              investasi.

              Adanya  persepsi  tersebut  membuat  praktik  business-as-usual  yang  hanya  mementingkan
              investasi untuk pertumbuhan ekonomi di daerah terus berjalan. Menurut data Badan Koordinasi
              Penanaman Modal, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia tahun 2019 mencapai 102,2%.
              Namun,  realisasi  ini  belum  berbanding  lurus  dengan  pemerataan  investasi  yang  masuk  ke
              daerah. Hal ini memperkuat urgensi daerah untuk 'menjemput bola' dengan melakukan inovasi
              yang memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan.

              "Kami melihat sudah tidak masanya lagi bicara investasi bagaimana ekonomi tumbuh bergerak.
              Tidak zamannya lagi

              mengutamakan sisi ekonominya saja. Ada banyak hal lain yang harus jadi pertimbangan penting,
              termasuk  dalam  soal  lingkungan  lestari,  sosial  inklusif,  dan  tata  kelola.  Inilah  bagian  yang
              dianggap penting selain ekonomi yang tangguh.

              Ada empat pilar yang menjadi perhatian pembahas RUU Cipta Kerja untuk diperhatikan," ujar
              Robert dalam webi-nar RUU Cipta Kerja: Momentum Agregasi Daya Saing Daerah, di Jakarta,
              Selasa (22/9).

              Daya Saing

              Pakar  Etika  Pembangunan  Berkelanjutan  Alexander  Sonny  Keraf  mengatakan,  masalah  daya
              saing  dan  keberlanjutan  terjadi  karena  adanya  perilaku  koruptif  oleh  pejabat  publik.  Alhasil,
              proses perizinan dan pengembangan ekonomi tidak efisien.

              Sehingga, jika masalah ini tidak diatasi, maka dikhawatirkan apapun isi undang-undangnya tetap
              saja keberlanjutan

              pembangunan, dalam hal ini ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial akan tetap bermasalah.

              Staf Ahli Bidang Pengembangan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Kemenko Perekonomian
              Lestari  Indah  menuturkan,  jika  ingin  melakukan  perubahan,  maka  harus  diikuti  reformasi


                                                           25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31