Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 SEPTEMBER 2020
P. 33

KEMNAKER BERI BANTUAN RP 10 JUTA KE PEKERJA MIGRAN PENGIDAP KANKER

              Jakarta    -  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  melalui  Direktorat  Penempatan  dan
              Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) hari ini memberikan bantuan kepada Pekerja
              Migran Indonesia (PMI) bermasalah, Siti Sadiah (45) binti Sanusi Asfi di kediamannya RT 009/03
              Desa Wantilan, Kecamatan Cipeundey, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

              Bantuan dana fasilitasi senilai Rp 10 juta diberikan Kemnaker untuk meringankan beban Siti
              Sadiah yang dipulangkan dari Taiwan ke Indonesia pada 16 Juni 2020 karena menderita kanker
              payudara.

              "Bantuan dana fasilitasi kepada Siti Sadiah ini, untuk meringankan beban biaya pengobatan,"
              ujar Direktur PPTKLN Kemnaker Eva Trisiana, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9/2020).


              Menurut  Eva,  bantuan  dana  fasilitasi  diberikan  sebagai  wujud  kepedulian  pemerintah  dalam
              memberikan  pelindungan  PMI,  terutama  untuk  permasalahan  PMI  terkait  kesehatan  atau
              permasalahan lain yang tidak bisa tercover jaminan sosial, mengingat Siti Sadiah dipulangkan
              karena menderita kanker payudara.

              "Untuk itu, pada masa pandemi ini kami mengimbau kepada seluruh perusahaan penempatan
              PMI  ikut  berperan  aktif  dalam  pelindungan  PMI  baik  sebelum,  selama  dan  setelah  bekerja,
              khususnya pencegahan penyebaran COVID-19," ujar Eva.

              Usai  menyerahkan  bantuan  dana  fasilitasi,  Kasubdit  Perlindungan  TKI  Kemnaker  M.  Ridho
              Amrullah  menambahkan  bantuan  dana  fasilitasi  selain  untuk  meringankan  beban  biaya
              pengobatan, hendaknya juga dapat digunakan sebagai modal usaha. "Pasalnya sejak suaminya
              meninggal 10 tahun silam, hingga saat ini Siti Sadiah menjadi tulang punggung keluarga untuk
              menafkahi empat orang anaknya," ungkap Ridho.

              Dalam kesempatan yang sama, Siti Sadiah mengaku dirinya memiliki kontrak kerja selama 3
              tahun di Taiwan dan akan berakhir pada Mei 2021. Sebagai single parent, Siti terpaksa berjualan
              secara online setelah dipulangkan ke Indonesia untuk menghidupi empat anaknya.

              "Saya bantu posting baju, sandal milik teman. Lumayan dapat Rp 50 ribu - Rp 100 ribu untuk
              biaya hidup," ujar Siti.

              Siti  mengaku  setelah  menjalani  kemoterapi  pertama  pada  16  September  lalu,  dirinya  akan
              kembali  kontrol  pada  28  September  2020  nanti  sebelum  menjalani  kemoterapi  kedua  di  RS
              Santosa, Bandung, Jawa Barat.

              Menurut Siti, ia harus menjalani kemoterapi sebanyak tiga kali sebelum operasi dan tiga kali
              pascaoperasi. Setiap kemoterapi itu pun diakuinya menelan biaya hampir Rp 1 juta.

              "Terima kasih Kemnaker. Bantuan ini sangat membantu bolak-balik pengobatan ke RS Santosa,
              terutama untuk menebus obat yang tidak ter-cover BPJS Kesehatan. Saya tidak bisa berkata
              apa-apa lagi. Sekali lagi terima kasih untuk Kemnaker," ujar Siti.

              Sementara itu, Koordinator Peduli Buruh Migran (PBM) Lily Pujiati menyambut positif langkah
              Kemnaker  memberikan  dana  bantuan  fasilitasi  kepada  Siti  Sadiah  yang  menderita  kanker
              payudara.  Ia  mengatakan  PBM  siap  bersinergi  dengan  pemerintah  dalam  menangani
              permasalahan buruh migran baik di dalam dan di luar negeri.

              "Saya apresiasi di saat situasi pandemi, Kemnaker hadir memberikan dana fasilitasi kepada PMI
              bermasalah," pungkasnya.

              (mul/mpr)   .


                                                           32
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38