Page 226 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 APRIL 2021
P. 226

DISNAKERTRANS IMBAU PERUSAHAAN YANG SULIT BERI THR LAKUKAN DIALOG

              Dinas Ketenaga kerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng)
              mengimbau perusahaan-perusahaan di provinsi itu yang kesulitan memberikan Tunjangan Hari
              Raya (THR) agar melakukan dialog atau musyawarah dengan para pekerjanya.

              Kepala Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans
              Sulteng Joko Pranowo kepada ANTARA di Kota Palu, Rabu, mengatakan tujuan musyawarah
              tersebut untuk mencari solusi dan kesepakatan bersama antara perusahaan dengan para pekerja
              terkait kesulitan memberikan THR,

              "Jika perusahaan terdampak COVID-19 yang mengakibatkan omzet rendah dan tidak sanggup
              memberikan THR, musyawarahkan dengan pekerja untuk mencari solusi terbaik dan tidak ada
              pihak manapun yang dirugikan,"katanya.

              Ia menerangkan bisa saja perusahaan itu tetap memberikan THR meskipun terdampak COVID-
              19,  namun  nominalnya  lebih  kecil  dari  yang  diatur  oleh  Kementerian  Ketenagakerjaan
              (Kemnaker).  "Atau  bisa  juga  pihak  perusahaan  tidak  memberikan  THR  sama  sekali  kepada
              pekerjanya.

              Bisa  juga  THR-nya  tidak  berupa  uang,  tapi  berupa  barang.  Itu  semua  tergantung  hasil
              musyawarah antara pihak perusahaan dan pekerjanya. Intinya dimusyawarahkan dulu,"ujarnya.
              Jika tidak ada jalan keluar antara kedua belah pihak, sehingga tidak mendapat THR atau THR
              yang diberikan tidak sesuai ketentuan, lanjurnya, pekerja dapat melaporkan ke Disnakertrans.

              "Nantinya  kita  melakukan  audit  keuangan  terhadap  perusahaan  tersebut  untuk  mengetahui
              apakah benar terdampak COVID-19 dan omsetnya turun, sehingga kesulitan membayar THR
              atau  justru  tidak,"paparnya.  Sesuai  ketentuan,  paling  lambat  H-7  perusahaan  yang  tidak
              terdampak COVID-19 dan kesulitan keuangan sudah harus memberikan THR. Jika perusahaan
              tersebut  kesulitan  memberikan  THR  karena  terdampak  COVID-19,  dapat  memberikan  paling
              lambat H-1 Lebaran.

              Joko menerangkan THR diberikan kepada pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja
              minimal  mulai  satu  bulan  secara  terus  menerus  atau  lebih  dan  pekerja  atau  buruh  yang
              mempunyai  hubungan  kerja  dengan  pengusaha  berdasarkan  perjanjian  kerja  waktu  tidak
              tertentu  atau  perjanjian  kerja  waktu  tertentu.  Besaran  THR  keagamaan  diberikan  dengan
              ketentuan, pertama, bagi pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah.

              Kedua,  bagi  pekerja  atau  buruh  yang  telah  mempunyai  masa  kerja  satu  bulan  secara  terus
              menerus, tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan
              masa kerja dibagi 12 bulan dan dikali satu bulan upah. Ketiga, bagi pekerja atau buruh yang
              bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah satu bulan dihitung sebagai berikut, satu,
              pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah satu bulan
              dihitung berdasarkan rata rata upah yang diterima dalam dua belas bulan terakhir sebelum hari
              raya keagamaan.

              "Pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan
              dihitung berdasarkan rata rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja,"tuturnya. Joko
              menyebut  ketentuan  itu  telah  diatur  dalam  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021  Tentang  Pelaksana  Pemberian  THR  Keagamaan  tahun  2021  Bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              (antara)


                                                           225
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231