Page 235 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 APRIL 2021
P. 235
Apakah pegawai kontrak mendapat THR ? Permenaker 6/2016 mengatur bahwa pengusaha
wajib memberikan THR kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara
terus menerus atau lebih.
Cara menghitung THR karyawan kontrak / PKWT Ketentuan ini mengindikasikan bahwa
pemberian THR oleh pengusaha didasarkan atas masa kerja, bukan status kerja.
Hubungan kerja antara karyawan kontrak dengan pengusaha merupakan hubungan kerja melalui
Perjanjian Kerja untuk Waktu Tertentu (PKWT).
Ketentuannya merujuk pada Pasal 59 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, yang menyebutkan: "Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat
untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya selesai dalam
waktu tertentu, yaitu: 1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; 2.
Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling
lama 3 (tiga) tahun; 3. Pekerjaan yang bersifat musiman; atau 4. Pekerjaan yang berhubungan
dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan." Cara Menghitung THR Cara menghitung THR karyawan merujuk pada Pasal 3 Ayat
(1) Permenaker 6/2016 yaitu: 1. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas)
bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 (satu) bulan upah; 2. Pekerja/buruh
yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 (dua
belas) bulan, diberikan secara proporsional sesuai masa kerja dengan perhitungan: Masa kerja
pegawai dibagi jumlah bulan dalam 1 tahun (12 bulan) dikali dengan jumlah gaji yang diterima
(take home pay) tiap bulannya.
Dari perhitungan itu akan menghasilkan THR yang akan diterima.
234

