Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 Maret 2021
P. 98

RI COLEK TAIWAN MINTA KEPASTIAN SOAL PENEMPATAN TKI

              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  melakukan  pertemuan  secara  daring  dengan  Otoritas
              Taiwan yang diwakili oleh Kepala Kantor Taipei Economic and Trade Office in Jakarta (TETO
              Jakarta), Jon C.Chen. Ia meminta kejelasan sekaligus membahas rencana penempatan kembali
              pekerja migran Indonesia ke Taiwan.

              Menurut Ida, sejak bulan Desember 2020, pihak otoritas Taiwan telah mengeluarkan kebijakan
              penghentian sementara untuk penempatan PMI akibat ditemukannya sejumlah PMI yang positif
              COVID-19. Pihak Otoritas Taiwan meminta Pemerintah Indonesia melakukan supervisi terhadap
              Perusahaan Penempatan PMI (P3MI) yang telah menempatkan PMI terjangkit COVID-19.

              Merespons hal ini, Tim Evaluasi yang keanggotaannya terdiri dari Kemnaker, Kemenkes, dan
              Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) langsung melakukan supervisi terhadap
              14 P3MI yang diduga telah menempatkan PMI tersebut.

              "Hasil supervisi telah kita sampaikan kepada pihak Otoritas Taiwan . Oleh karenanya, dalam
              pertemuan ini kita ingin mendapatkan kejelasan dan tanggapan, serta tindak lanjut dari Otoritas
              Taiwan atas hasil supervisi dimaksud," ujar Ida dalam keterangan tertulis, Kamis (18/3/2021).

              Ida juga ingin memperoleh informasi terkait sikap pihak Taiwan terhadap penetapan Peraturan
              Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya
              Penempatan. "Sebagai pembuat kebijakan atau regulator, kami ingin agar kebijakan yang kami
              keluarkan adalah tepat dan applicable/sesuai dengan kondisi yang ada," katanya.

              Berkenaan hal tersebut, ia mengusulkan agar pemerintah Indonesia dan Taiwan duduk bersama
              untuk menyikapi calon pekerja migran yang telah memiliki visa (sebelum terkena kebijakan zero
              cost) dan calon PMI yang belum memiliki visa pasca dikeluarkannya kebijakan zero cost.

              Dalam pertemuan yang dilakukan secara daring ini, Ida juga menanyakan permasalahan sekitar
              400  awak  kapal  Indonesia  yang  bekerja  pada  kapal-kapal  non-  Taiwan  yang  stranded
              (terdampar) di perairan Taiwan. Ke-400 awal kapal tersebut hingga kini belum dapat pulang ke
              Tanah Air, dikarenakan belum adanya izin otoritas berwenang di Taiwan untuk sign off (keluar)
              dari Taiwan.

              Ida menambahkan Pemerintah Indonesia sangat menaruh perhatian terhadap kasus-kasus awak
              kapal Indonesia di luar negeri dan berharap permasalahan ini dapat diselesaikan secepatnya.

              "Saya meminta kejelasan dan kepastian tentang kapan izin sign off dapat diberikan, mengingat
              kondisi para awak kapal tersebut sudah sangat rentan secara mental maupun fisik," katanya.

              "Atas  dasar  kemanusiaan  dan  guna  menghindari  hal-hal  yang  dapat  merugikan,  Pemerintah
              Indonesia sangat berharap otoritas Taiwan dapat segera mengeluarkan izin sign off terhadap
              awak kapal Indonesia yang stranded di Taiwan," imbuhnya.

              Berdasarkan data Kemnaker, saat ini PMI yang bekerja di Taiwan berjumlah sekitar 265.000
              orang. Jumlah ini adalah yang terbesar ke dua, setelah Malaysia. Jumlah yang sangat besar
              tersebut tentu tidak terlepas dari baiknya perlindungan dan kesejahteraan yang diterima oleh
              para PMI di Taiwan.

              Respons Taiwan Menanggapi hasil supervisi terhadap 14 P3MI yang diduga menempatkan PMI
              terjangkit  COVID-19,  Jon  C.Chen  mengungkapkan  pihak  TETO  akan  berkoordinasi  intensif
              dengan  Kemnaker  guna  memperbaiki  tata  kelola  penempatan  PMI  ke  Taiwan.  Sehingga
              pelaksanaan penempatan PMI ke Taiwan dapat segera dilakukan kembali.




                                                           97
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103