Page 28 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2021
P. 28

KEMENAKER: 10 JUTA PEKERJAAN BARU YANG BELUM PERNAH ADA AKAN MUNCUL
              PADA 2030
              Percepatan  dalam  digitalisasi  mendorong  terciptanya  jenis-jenis  pekerjaan  baru  yang
              membutuhkan skill yang lebih kompleks.

              Hal ini penting bagi para generasi muda untuk tetap melakukan pengembangan diri agar tidak
              ketinggalan dengan kebutuhan pasar kerja yang ada.

              Sekjen  Kementerian  Ketenagakerjaan  Anwar  Sanusi  mengungkapkan,  akan  ada  banyak
              pekerjaan yang terdampak otomatisasi saat ini.

              Di  tahun  2030,  Kemenaker  memprediksi  akan  ada  10  juta  jenis pekerjaan  baru  yang  belum
              pernah ada sebagai dampak dari otomatisasi tersebut.

              “Kami sudah melakukan deskripsi dan telaah, kira-kira ada banyak pekerjaan yang muncul ada
              juga pekerjaan yang hilang dan berubah. Analisis kami, akan ada 23 juta jenis pekerjaan akan
              terdampak oleh otomatisasi, dan 10 juta pekerjaan baru yang belum pernah ada akan muncul
              di Indonesia tahun 2030,” kata Anwar di acara virtual Pasar Sakti, Kamis (29/7/2021).

              Anwar menilai, dari 10 juta lapangan pekerjaan baru tersebut akan menyerap (minimal) 8-9
              persen kebutuhan tenaga kerja atau dengan kata lain, 6-29 juta orang Indonesia harus mengikuti
              pelatihan untuk jenis pekerjaan baru tersebut atau reskilling.

              Anwar mengatakan, beberapa permintaan tinggi dari pasar kerja yang saat ini seperti kebutuhan
              tenaga kerja di bidang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, pemasaran digital,
              hingga ahli di bidang manajemen risiko.

              Sementara  permintaan  tenaga  kerja  yang  menurun  seperti  entry  data,  teller,  layanan  pos,
              manajemen humas dan sebagainya.

              “Kita  juga  sudah  memetakan  di  dalam  pasar  kerja  pemikiran  analisis  inovatif  dan  strategi
              pembelajaran, pemecahan masalah kompleks, pemikiran dan analisis kritis, dan kreatifitas. Maka
              itu kita harus melakukan investasi untuk pengembangan SDM. Kita harus melakukan semacam
              analisis untuk menemukan model pelatihan baru yang menjawab tantangan transisi kerja ini,”
              jelas dia.

              Anwar mengatakan, dalam digitalisasi ini ia juga mendorong munculnya gig economy, di mana
              hubungan  kerja  semakin  fleksibel.  Misalkan  saja,  pekerjaan  yang  tidak  perlu  dilakukan  dari
              kantor, dan bisa dimanapun dan kapanpun untuk melakukan pekerjaan.

              “Besarnya  penduduk  milenial  dan  generasi  Z  mendorong  peningkatan  pekerja  paruh  waktu.
              Karena anak muda sekarang sudah tidak mau bekerja dalam posisi yang terikat dengan norma-
              norma yang tidak update di masanya,” jelas dia.

              Dari  data  BPS tahun  2016-2020  ada  penambahan  10  juga  orang yang bekerja  paruh  waktu
              dangan tingkat fleksibilitas tingggi dari sebelumnya 23,2 juta menjadi 33,3 juta.

              Adapun langkah yang dilakukan kemnaker untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja
              saat  ini  adalah  meningkatkan  pemanfaatan  teknologi  dan  transformasi  untuk  meningkatkan
              capital income, capital social dan capital cultural melalui kepemilikan sertifikasi.
              “Untuk  masa  depan,  kami  menentukan  beberapa  arah,  pertama  penciptaan  ekosstm
              ketegakerjaan  yg  kondusif,  aturan  yang  jelas  dari  pemberi  investasi,  jaminan  pekerja,
              perlindungan  tenaga  kerja,  dan  terakhir  bagaimana  kita  mmpersiapkan  tenaga  kerja  malalui
              digitalisasi,” tegas dia.


                                                           27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33