Page 30 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2021
P. 30
Anwar menambahkan, seiring makin cepatnya perubahan dunia ketenagakerjaan akibat proses
otomasi industri dan dampak Covid-19, yang mendorong percepatan penggunaan teknologi
digital dan online, pihaknya telah menyiapkan strategi agar tetap bisa berperan dalam proses
link and match pasar kerja yakni melalui pelatihan vokasi.
Menurutnya, pelatihan vokasi memiliki keunggulan durasi relatif singkat, input peserta tidak
terbatas usia tertentu (longlife learning), SDM pengajar adalah praktisi, fleksibilitas program
pelatihan terhadap perubahan dunia kerja, program pelatihan yang to the point terhadap
kompetensi yang dibutuhkan, dan dapat dikombinasikan dengan program soceial safety net lain.
misalnya Kartu Prakerja, KIP, PKH, BPJS, dan lainnya.
"Pelatihan vokasi menjadi solusi rendahnya daya saing angkatan kerja dan pengangguran pada
era digitalisasi lapangan pekerjaan pada masa recovery ekonomi," katanya.
Melalui pelatihan volasi, lanjut Anwar, Kemnaker telah menyiapkan enam strategi menghadapi
transformasi ketenagakerjaan akibat revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi Covid-19.
Pertama, analisa dinamika permintaan dan penawaran ketenagakerjaan akibat pandemi COVID-
19. Kedua, penyiapan kompetensi-kompetensi baru melalui pelatihan kerja dengan konsep triple
skilling.
Ketiga, mengoptimalkan fungsi pemagangan untuk menambah pengalaman kerja. Keempat,
peningkatan softskill dan produktivitas kerja. Kelima, melakukan redesain kurikulum dan metode
dengan penedekatan human digital skill dan metode blended learning.
"Keenam, mengoptimalkan proses kolaborasi antara dunia inudstri, lembaga diklat,
Kadin/Apindo, Asosiasi, untuk kebutuhan kompetensi," katanya
Anwar menjelaskan, untuk meningkatkan mutu pelatihan vokasi dan penguatan akses, Kemnaker
telah mengeluarkan berbagai kebijakan. Mulai dari masuk BLK tanpa syarat umur dan latar
belakang pendidikan; masifikasi output pelatihan melalui program 3R, BLK Komunitas, triple
skilling; penambahan instruktur pelatihan; perbaikan sarana dan prasaran latihan kerja; bantuan
sarana, prasarana dan program untuk LPKS; pemagangan nasional bersama Kadin, Apindo dan
industri; dan pelatihan mentor dari industri.
Menurutnya, kapasitas pelatihan vokasi nasional relatif cukup besar sepanjang mampu
mengoptimalkan seluruh potensi seluruh lembaga-lembaga pelatihan. Ada 109 training center
atau pusat pelatihan di 17 Kementerian/Lembaga (K/L) yang memiliki kapasitas 1,2 juta orang;
ada industri memiliki 799 pusat pelatihan yang mampu melatih kapasitas 1,4 juta orang; dan
2.127 BLK Komunitas berkapasitas 204.149 orang.
Selain itu, masih ada 524 BLKLN dan 305 BLK Pemerintah dengan kapasitas 300.898 orang;
5.020 LPK swasta, kapasitas 2.239.608 orang; dan sebanyak 1.874 LSP untuk sertifikasi dengan
kapasitas 4.926.635 asesi.
"Kalau semua diintegrasikan jumlahnya 5.443.181 orang/tahun. Dengan dukungan infrastruktur
dan potensi yang besar, semoga mampu menjawab tantangan menghadapi akibat pandemi
Covid-19 dengan komitmen yang kuat," kata Anwar.
29