Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 JANUARI 2021
P. 37

Terkait lonjakan klaim JHT yang lebih tinggi, Jumisih menduga bahwa klaim tidak haya diajukan
              para pekerja yang terkena PHK saja. Menurutnya, buruh yang selama pandemi 'dirumahkan'
              atau upahnya berkurang juga mengajukan pencairan dini.

              "Peningkatan  yang  lebih  tinggi,  baik  dari  jumlah  maupun  besaran  klaimnya  terjadi  karena
              pandemi Covid-19 berdampak terhadap kemampuan ekonomi para pekerja. Sehingga banyak
              pekerja yang sebetulnya statusnya masih bekerja, tapi sudah mengajukan klaim JHT mereka,"
              kata Jumisih.

              Menurut  Jumisih,  buruh  yang  memilih  mencairkan  JHT  lebih  awal  bukannya  tidak
              memperhitungkan kerugian yang bisa terjadi akibat tindakan tersebut. Hanya saja dalam situasi
              sulit  seperti  ini,  para  pekerja  tidak  mempunyai  opsi  lain  untuk  dapat  bertahan  selain
              menggunakan dana tersebut.

              Jumisih  menambahkan,  setelah  11  bulan  Covid-19  mewabah  di  Indonesia,  tabungan  para
              pekerja sudah habis digunakan untuk menyambung hidup. Di sisi lain, pandemi yang tak kunjung
              reda ini juga belum bisa memberikan titik terang bagi para pekerja yang terdampak, baik terkena
              PHK, dirumahkan, atau upahnya turun.

              "Mereka bukannya sembarang mencairkan, tapi karena memang tidak ada jalan lain lagi. Kondisi
              yang ada memaksa mereka melakukan klaim JHT lebih cepat dari seharusnya," tuturnya.
              Selain persoalan tersebut, Jumisih juga menyoroti perihal masih banyaknya perusahaan yang
              belum mendaftarkan pegawainya kepada BPJS Ketenagakerjaan. Akibatnya, tenaga kerja terkait
              tidak mendapatkan JHT atau jaminan kesehatan karena perusahaannya lepas tanggung jawab.
              "Masalah ini mesti segera dibenahi pemerintah." Menurut Jumisih, angka penurunan peserta
              BPJS Ketenagakerjaan sebesar 2,7 juta orang ini ditengarai belum menggambarkan jumlah PHK
              riil. Berdasarkan data Kadin Indonesia, misalnya, sampai awal Oktober 2020, terdapat lebih dari
              6,4 juta pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan akibat pandemi Covid-19.

              Karena itu, Jumisih mendesak penguatan kelembagaan pengawasan terhadap penyelenggaraan
              jaminan  sosial  penting  dilakukan  pemerintah.  "Penegakan  sanksi  dari  PP  86/2013  tentang
              perusahaan yang tidak mendaftarkan pegawainya sebagai peserta BPJS juga harus dilakukan,"
              katanya.

              Kondisi serupa juga dibenarkan oleh Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia
              (FSBPI), Dian Septi Trisnanti. Dia mengatakan, tingkat PHK yang melonjak membuat pekerja
              kehilangan penghasilan, sehingga klaim JHT menjadi satu-satunya jalan yang tersisa bagi para
              pekerja.

              Dian menyebut, sampai saat ini proses pengajuan klaim JHT masih banyak dilakukan pekerja.
              Menurutnya,  ini  karena  masih  belum  adanya  kepastian  pekerjaan  dari  dunia  usaha  yang
              terdampak pandemi Covid-19.

              "Hanya saja masalahnya, kini BPJS menerapkan sistem online dan banyak pekerja yang minim
              akses internet, dan minim pengetahuan dan informasi mulai dari soal hak mereka di BPJS hingga
              prosedur klaim JHT secara online," kata Dian kepada Lokadata.id.


              Hal ini cukup menghambat pencairan klaim mereka.









                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42