Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 JANUARI 2021
P. 35

negative  -  Jumisih  (Wakil  Ketua  Konfederasi  Persatuan  Buruh  Indonesia)  Masalah  ini  mesti
              segera dibenahi pemerintah.
              neutral - Jumisih (Wakil Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia) Penegakan sanksi dari
              PP 86/2013 tentang perusahaan yang tidak mendaftarkan pegawainya sebagai peserta BPJS juga
              harus dilakukan

              neutral - Dian Septi Trisnanti (Ketua Umum Federasi Serikat Buruh Persatuan Indonesia) Hanya
              saja masalahnya, kini BPJS menerapkan sistem online dan banyak pekerja yang minim akses
              internet,  dan  minim  pengetahuan  dan  informasi  mulai  dari  soal  hak  mereka  di  BPJS  hingga
              prosedur klaim JHT secara online



              Ringkasan
              Lonjakan klaim Jaminan Hari Tua (JHT) dan penurunan jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaa n
              merupakan  bukti  terjadinya  gelombang  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  sepanjang  2020.
              Kondisi tersebut memang tak terhindarkan lantaran dunia usaha sangat terpukul pandemi Covid-
              19.

              Serikat buruh mengatakan, gelombang pengajuan klaim JHT maupun Jaminan Pensiun (JP) akan
              berlanjut  karena  banyak  perusahaan  masih  akan  melakukan  PHK  atau  merumahkan
              karyawannya. Seharusnya, klaim tersebut baru bisa diajukan ketika mereka pensiun.
              Penurunan  jumlah  kepesertaan  BPJS  Ketenagakerjaan  ini  disampaikan  Kementerian
              Ketenagakerjaan.  Menurut  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  angka  kepesertaan  BPJS
              Ketenagakerjaan  di  akhir  2020  mencapai  51,75  juta  orang.  Angka  ini  turun  4,9  persen
              dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 54,45 juta orang.


              KLAIM BPJS MELONJAK PASCA GELOMBANG PHK AKIBAT PANDEMI

              Lonjakan klaim Jaminan Hari Tua (JHT) dan penurunan jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan
              merupakan  bukti  terjadinya  gelombang  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  sepanjang  2020.
              Kondisi tersebut memang tak terhindarkan lantaran dunia usaha sangat terpukul pandemi Covid-
              19.

              Serikat buruh mengatakan, gelombang pengajuan klaim JHT maupun Jaminan Pensiun (JP) akan
              berlanjut  karena  banyak  perusahaan  masih  akan  melakukan  PHK  atau  merumahkan
              karyawannya. Seharusnya, klaim tersebut baru bisa diajukan ketika mereka pensiun.

              Penurunan  jumlah  kepesertaan  BPJS  Ketenagakerjaan  ini  disampaikan  Kementerian
              Ketenagakerjaan.  Menurut  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  angka  kepesertaan  BPJS
              Ketenagakerjaan  di  akhir  2020  mencapai  51,75  juta  orang.  Angka  ini  turun  4,9  persen
              dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 54,45 juta orang.

              Kemenaker memerinci, penurunan tersebut terjadi pada seluruh program, di antaranya: program
              jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian (JKM), jaminan pensiun (JP), dan jaminan
              hari tua (JHT). Pada program JKK dan JKM turun 9,74 persen. Jumlah peserta program JP dan
              JHT masing-masing turun 10,57 persen dan 2,07 persen.

              "Penurunan (jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan) ini karena banyak perusahaan yang
              terdampak pandemi Covid-19," kata Ida dalam rapat kerja bersama DPR RI, Senin (18/1/2020).



                                                           34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40