Page 184 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 JULI 2021
P. 184

KEMNAKER-ILO PERKUAT ATURAN PERLINDUNGAN PEKERJA SEKTOR PERIKANAN

              Jakarta Untuk memperkuat kerangka hukum, kebijakan, dan peraturan terkait migrasi tenaga
              kerja  sektor  perikanan,  pemrosesan  hasil  perikanan,  serta  boga  bahari  di  Asia  Tenggara,
              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  bersama  International  Labour  Organization  (ILO)
              menyelenggarakan diskusi Program Ship to Shore Rights Southeast Asia.

              Sekjen  Kemnaker  Anwar  Sanusi,  selaku  co-chair  National  Programme  Advisory  Committee
              (NPAC) Meeting menjelaskan, diskusi konsultasi secara virtual ini bertujuan untuk memberikan
              kesempatan berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan relevan untuk mengidentifikasi
              area aksi prioritas.

              "Selama diskusi, didapatkan informasi bahwa beberapa pemangku kepentingan telah memiliki
              atau dalam proses mendirikan pusat-pusat layanan untuk sektor perikanan dan pengolahan hasil
              ikan," kata Anwar dalam keterangannya, Rabu (21/7/2021).

              Dialog  yang  secara  luas  melibatkan  para  pemangku  kepentingan  di  Indonesia  ini  bertujuan
              menangkap berbagai pandangan yang beragam dan representatif dari pekerja, pemberi kerja,
              pemerintah, sektor swasta, para pembeli, organisasi non pemerintah, masyarakat sipil, peneliti,
              dan para mitra pembangunan.

              "Para  peserta  banyak  gagasan  dan  usulan  kegiatan.  Banyak  permasalahan  dalam  sektor
              perikanan muncul dan didiskusikan dan solusi pun ditawarkan dengan niat untuk memperbaiki
              situasi, agar dapat lebih mendukung dan melindungi para pekerja migran," katanya.

              Anwar menambahkan, beberapa pemangku kepentingan mengusulkan adanya dukungan bagi
              pengembangan lebih lanjut dari apa yang sudah mereka milii.

              Namun hingga saat ini, masih terkendala adanya ketidaktepatan dalam memahami lingkup dan
              keefektifan  layanan  yang  saat  ini  diberikan,  serta  termasuk  apa  yang  dapat  dikembangkan
              kemudian.

              "Misalnya, Kemnaker kini telah memiliki Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) di beberapa lokasi.
              Terkait  awak  kapal  ikan,  beberapa  peserta  merasa  perlu  untuk  meng-upgrade  kurikulum
              pelatihan maritim yang saat ini ada untuk memastikan bahwa kurikulum tetap relevan dengan
              kebutuhan awak kapal ikan migran bekerja di kapal-kapal ikan asing," ujar Anwar.

              Sementara Koordinator Program Nasional Ship to Shore Rights Southeast Asia (SEA) Programme
              ILO Alberta Bonasahat mengungkapkan, tujuan lain dari diskusi Ship To Shore Rights SEA ini
              yaitu melindungi hak-hak tenaga kerja dan mendorong lingkungan kerja yang aman dan nyaman,
              bagi para pekerja migran sepanjang siklus migrasi, mulai dari masa perekrutan hingga akhir
              masa kontrak kerja.

              Selanjutnya memberdayakan pekerja migran, keluarga mereka, organisasi, dan komunitasnya
              dalam mendorong terwujudnya dan menjalankan hak-hak mereka.

              "Gagasan dan usulan aksi yang mengemuka dalam dialog ditangkap dan didokumentasi, area
              aksi  prioritas  akan  menjadi  dasar  pengembangan  rencana  kerja  Ship  to  Shore  Rights  SEA
              Indonesia," lanjut Albert.










                                                           183
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189